Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis, Agus Yani, saat meninjau batu aneh yang diduga situs atau benda peninggalan bersejarah peradaban kuno, di Dusun Sodong Desa Bojongmenger, Kecamanan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Sabtu (12/10). Foto: Eli Suherli/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Tim Arkeolog Bandung akan segera melakukan penelitian terhadap batu mirip tempat pemujaan yang diduga situs atau benda peninggalan peradaban kuno yang ditemukan warga di Dusun Sodong, Desa Bojongmenger, Kecamanan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, pekan lalu.
Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis, Agus Yani, mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti penemuan batu tersebut dengan segera menurunkan tim arkeolog untuk melakukan penelitian.
“Kita sudah menghubungi tim arekolog Bandung terkait penemuan batu ini. Mudah-mudah dalam waktu dekat mereka bisa melakukan penelitian guna memastikan jenis batu ini apakah benar benda bersejarah atau bukan,” katanya, kepada HR, ketika meninjau ke lokasi penemuan batu aneh tersebut, Sabtu (12/10).
Agus menambahkan, sebelum tim arekolog turun ke lokasi, pihaknya meminta pemilik tanah dan juga warga setempat agar menjaga keutuhan batu tersebut dan jangan sampai bergeser posisinya.
Menurut Agus, dengan bentuk dan susunan batu yang tampak rapi, diyakini bahwa batu tersebut memiliki latar belakang sejarah. “Kalau dilihat secara seksama, batu ini bentuknya seperti tempat pemujaan orang anamisme pada zaman peradaban kuno atau beberapa ribu tahun yang lalu,” terangnya.
Selain itu, lanjut Agus, bentuk batu itu juga tampak menyerupai bentuk sapi dan ada di sekitaran lokasi penggalian pun batu yang menyerupai kapak. “Jika melihat dari beberapa keanehan batu itu kuat dugaan memiliki latar belakang sejarah, baik itu peninggalan peradaban manusia purba ataupun peninggalan peradaban kerajaan,” ujarnya.
Jika menilik pada posisi lokasi penemuan batu tersebut, sambung Agus, tampaknya akan menguatkan dugaan bahwa benda tersebut merupakan benda sejarah. Sebab, lokasi batu aneh ini sangat berdekatan dengan situs Gunung Susuru yang hanya terhalang oleh Sungai Cileur. “Bisa jadi batu tersebut tempat pemujaan atau lambang peribadatan. Makanya, untuk memastikannya, kita tunggu tim arkeolog melakukan penelitian,” ujarnya.
Sementara itu, Eli Hendiri, warga setempat yang pertama kali menemukan batu tersebut, mengatakan, batu aneh itu ditemukan saat menggali tanah di ladang miliknya.“Saya menemukan batu itu ketika menggali di kedalaman satu meter. Saat itu tampak batu tersusun rapi dengan posisi ada jarak antara batu satu dengan batu yang lainnya,” ungkapnya.
Setelah menemukan batu tersebut, kata Eli, dirinya langsung melapor kepada kepala dusun setempat.” Akhirnya, dengan dibantu warga, penggalian dilanjutkan hingga batu tersebut benar-benar terlihat jelas bentuknya,” ujarnya.
Eli menambahkan, warga setempat sudah berkomitmen untuk menjaga batu tersebut, agar tidak ada orang yang memindahkan atau melakukan perubahan posisi batu.” Bahkan saya sudah mengabadikan dalam foto posisi batu tersebut, sehingga jika ada yang memindahkan atau menggeser bisa ketahuan,” pungkasnya. (es/R2/HR-Online)