Bolu Kijing Khas Ciamis. Foto: Dicky Heryanto Adjid/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Bolu Kijing bolu khas Kabupaten Ciamis meruapakan satu-satunya produk kuliner Ciamis yang masih mendapat tempat di hati masyarakat, bukan saja di Ciamis melainkan di berbagai daerah. Bolu yang dibuat tanpa menggunakan pengawet dan bahan kimia ini kerap dijumpai di pasar tradisional, toko oleh-oleh khas Ciamis, juga di berbagai gelaran acara, dari Idul Fitri hingga pernikahan atau selamatan.
Nondoh, warga RT O2 RW02, Dusun Sukaharja, Desa Petir Hilir, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, mengaku sudah memulai usaha bolu kijing tersebut sejak dari tahun 1982. Pria beristri satu dan beranak tiga ini secara otodidak menyerap ilmu dari orang tuanya dulu. Kini, Ondoh menularkan ilmu pembuatan Bolu kijing alias Bolu Kering tersebut kepada anak-anaknya.
Ia pun sudah memberanikan diri memakai label sederhana dalam kemasannya. Bolu Kijing Cap ‘dua sendok’ adalah merk bolu yang dia produksi bersama keluarganya. Pemasaran bolu buatannya tak diragukan lagi. Meski dia menyebutkan, naiknya harga bahan baku seperti gula pasir dan telor, serta plastik kemasan sedikit jadi kendala.
“Biasanya memproduksi 200 bungkus perhari. Kini agak diturunkan karena harga bahan baku telor, gula dan plastik yang naik di pasaran” ujaranya.
Nondon mengaku kebingungan dengan naiknya harga tersebut. Bak buah Simalakama, dinaikan harga khawatir konsumen berkurang, tak dinaikanpun dia harus merogoh kocek lebih membeli bahan baku yang mahal.
“Terpaksa kami kurangi produksinya,” tandasnya.
Padahal, diakui Nondoh, peminat Bolu Kijing tersebut bukannya berkurang justru malah bertambah. “Permintaannya tinggi. Tapi itu tadi saya terkendala bahan baku yang mahal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Nondoh mengungkapkan, harga jual perbungkus Bolu kijing yang diproduksinya dibandrol harga Rp. 1800,-. Sedangkan di pasaran, atau pasar tradisional mencapai harga rata-rata Rp. 2000,- perbungkus.
“Satu bungkus isinya ada sepuluh, tapi kalau di warung-warung mencapai harga 2.500 per bungkusnya,” paparnya.
Nondoh mengatakan, bahwa dalam memproduksi Bolu kijing sangatlah sederhana, tak heran ia, hanya mempekerjakan anak dan menantunya.
“Prosesnya sederhana, terigu, telor, gula pasir diaduk dengan mixer, setelah adonan dirasa baik kemudian dimasukan ke alat pencetak bolu, lalu dimasukan ke oven, sekira tiga jam, bolu sudah siap dikonsumsi,” tuturnya.
Masih menurut Nondoh, dalam memproduksi bolu kijing tersebut, ia sangat menjaga citra produknya. Kalau bolunya terlihat pecah-pecah, akan dikelompokan sebagai barang BS, dan tidak akan di lempar ke pasar.
Nondoh menambahakn, pemasaran Bolu Kijing cap Dua Sendok miliknya sudah menembus pasar di luar Kabupaten Ciamis. Misalnya, Banjar, Tasik, Majalengka, Kuningan, hingga Purwokerto.
Bukan hanya produksi bolu kijing, bila ada ada konsumen pesan makanan lebaran Idul Fitri, hajatan atau selamatan, Ondoh siap membuatnya. (DK/Koran-HR)