Ismi Maulana, korban pelemparan bom molotov, mengalami luka bakar di bagian leher dan telinga. Saat ini, dia masih dalam perawatan medis di Puskesmas Kawali, Minggu (13/10). Foto: Edji Darsono/HR
Kawali, (harapanrakyat.com),-
Empat orang pelajar SMP mengalami luka bakar setelah dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal saat mereka nongrong di depan SD Negeri 1 Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Sabtu (12/10) malam, sekitar pukul 23.30 WIB. Dua dari empat korban tersebut langsung dilarikan ke Puskesmas Kawali. Sedangkan dua korban lainnya dirujuk ke RSUD Ciamis karena mengalami luka cukup serius.
Dari informasi yang dihimpun HR, empat korban bom molotov tersebut diketahui bernama Ridzwan (13 ), Ismi Maulana (14), Agus (14) dan Fahmi (15). Tiga dari empat korban tersebut tercatat sebagai siswa di SMP Muhamadiyah Kawali.
Kanit Reskrim Polsek Kawali, IPTU Budi, mengatakan, dari empat korban tersebut, satu orang sudah diperbolehkan pulang dari Puskesmas Kawali. “Kejadian pelemparan bom molotov ini terjadi pukul 23.30 WIB, Sabtu (12/10) malam. Diduga pelaku melempar botol minuman sejenis bir yang berisikan bensin,” ujarnya, kepada HR, di Mapolsek Kawali, Minggu (13/10) siang.
Dari keterangan saksi mata, lanjut Budi, sebelum kejadian pelemparan bom molotov, tampak dua sepeda motor jenis RX-King yang berboncengan melintas di depan kerumanan sejumlah anak muda yang tengah nongrong di depan SD Negeri I Kawali.
Tak lama berselang, orang yang mengendarai motor tersebut tiba-tiba melemparkan bom molotov ke arah kerumanan anak muda tersebut. Akibatnya, suara ledakan pun terjadi dan mengakibatkan empat orang tergeletak serta mengalami luka bakar. “Saat ini kita masih melakukan penyelidikan terkait motif dan pelakunya,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, penjaga SDN 1 Kawali, Cece, mengatakan, di depan sekolahnya kerap dijadikan tempat nongkrong anak – anak remaja usia SMP. Terlebih, kalau ada hiburan tampak mirip seperti pasar malam. Terkait adanya pelemparan bom molotov, dia mengaku tidak mengetahui saat kejadian. ” Saya baru tahu besoknya dari warga di sini,” imbuhnya.
Sementara itu, orang tua korban, Nana, ketika ditemui HR, di Puskesmas Kawali, Minggu (13/10) siang, mengatakan, dirinya mengetahui bahwa anaknya menjadi korban pelemparan bom molotov setelah mendapat telepon dari anaknya.
“Sekitar pukul 12 malam anak saya telepon sambil menangis bahwa dia dilempar bom molotov. Asalnya saya tidak percaya, tetapi setelah datang ke lokasi ternyata anak saya sudah bersimbah darah dan terkena luka bakar,” ujarnya.
Nana pun berharap atas kejadian ini pihak kepolisian dapat secepatnya menangkap para pelaku.”Pelemparan bom molotov ini merupakan perbuatan keji. Dan pelaku juga bisa dijerat Undang-undang terorisme, karena sudah melukai orang dengan menggunakan bom, meski hanya bom molotov,” ungkapnya. (Dji/R2/HR-Online)