Ciamis, (harapanrakyat.com),- Kampung Kuta, di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis, diajukan menjadi kampung pro lingkungan tingkat nasional. Sebelumnya, dari 20 kampung budaya di Jawa Barat, Kampung Kuta menjadi satu dari dua kampung adat yang terpilih di tingkat Jawa Barat.
“Ada pemilihan Kampung Proklim Tingkat Nasional, yakni suatu kampung adat yang mempunyai pranata sosial dan budaya untuk mengantisipasi perubahan iklim. Nah Kampung Kuta mewakili Jawa Barat untuk diikutsertakan pada pemilihan Kampung Adat Proklim Tingkat Nasional 2014,” papar Sekretaris BPLH Ciamis, Adang Daradjat, Selasa (19/11).
Adang, menilai kearifan lokal Kampung Kuta telah berhasil menjaga ekosistem lingkungannya. Tata nilai aturan dan norma kearifan lokal di kampung ini, bisa menjadi model suatu kampung adat yang bisa mengurangi efek pemanasan global.
Menurut Adang, salah satu hasil kearifan lokal Kampung Kuta, adalah karena kawasan seluas 40 hektar hutan menjadi sumber air, sekaligus menjadi benteng alam bagi masyarakat. “Selain atap rumah yang harus menggunakan rumbia atau ijuk, juga memasak dengan menggunakan tungku berbahan kayu. Tradisi ini sudah dipertahuankan dari sejak ratusan tahun,” jelasnya.
Masih menurut Adang, tata nilai masyarakat Kampung Kuta bisa diadopsi nilai kearifan lokalnya untuk mencegah pemanasan global atau perubahan iklim. Tim penilai dari pusat, sangat menghargai keberadaan Kampung Kuta.
“Mudah-mudahan bisa lolos, dan berhasil meraih peringkat pertama di Tingkat Nasional,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Camat Tambaksari, Nono, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi Kampung Kuta mendapat kesempatan dari Tim Penilai Kementrian Lingkungan, sebagai kandidat kampung adat yang pro terhadap lingkungan.
“Terimakasih sekali Kampung Kuta sudah diajukan sebagai kampung adat yang prolingkungan untuk tingkat propinsi. Dan sekarang tingkat nasional. Memang secara objektif, kampung tersebut sangat menjaga nilai buhun yang di dalamnya banyak mengajarkan kebijakan untuk menjaga keseimbangan alam,” ungkapnya.
Nono menambahkan, dengan kondisi tersebut, minat wisatawan untuk mendatangi Kampung Kuta akan semakin terbuka lebar. Meskipun dalam konteks infrastruktur, jalan disana harus diperbaiki.
“Namun harus dipikirkan juga upaya memperbaiki infrastruktur, berupa akses jalan dari pusat kecamatan kearah Kampung Kuta. Sepanjang 4 Kilometer jalan masih dalam kondisi rusak,” pungkasnya. (DK/Koran-HR)