Ilustrasi. Foto: Istimewa/Net
Kawali, (harapanrakyat.com),-
Kuat dugaan, kawasan taman alun-alun dan Terminal Lama Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dijadikan tempat mangkal oleh sejumlah wanita yang berprofesi sebagai penghibur malam. Warga juga menduga, kedua tempat itu dijadikan arena transaksi para lelaki hidung belang.
H. Awan S, tokoh masyarakat Desa Kawali Mukti, beberapa waktu lalu, mengatakan, hampir setiap malam, dia mendapati sejumlah wanita penghibur berada di sekitar taman alun-alun, bahkan terlihat asyik bercanda dengan sejumlah pria.
“Sebelumnya, kami sempat tidak percaya, bila alun-alun dan terminal lama jadi tempat mangkal mereka. Kami lebih dulu mengecek apa benar laporan dari masyarakat itu. Ternyata, apa yang dilaporkan masyarakat itu benar,” kata Awan.
Awan mengungkapkan, ada tiga orang wanita penghibur yang biasa mangkal di kedua tempat tersebut. Ketiga wanita itu diketahui berasal dari daerah berbeda, 1 orang dari Rancah, 1 orang dari Kawali dan 1 orang dari Cipaku.
“Kami sudah memperingatkan mereka (wanita penghibur) untuk pergi dari Kawali. Tapi, mereka tidak menggubrisnya. Kami khawatir, bila dibiarkan, wanita lain yang seprofesi dengan mereka, akan merasa bebas mangkal disini,” ungkapnya.
Warga Kawali lainnya, Totong, mengatakan, seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, wilayah Kawali memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, perkembangan itu salah satunya berdampak juga pada hal yang kurang baik.
“Kawali merupakan kota kedua setelah Ciamis. Saat ini, jumlah wanita penghibur baru ada tiga orang, yang didominasi oleh wanita paruh baya. Terlepas tua maupun muda, kami tetap khawatir, sebab tak jarang dari mereka mungkin mengidap HIV/AIDS,” katanya
Totong mengaku miris, dengan munculnya wanita-wanita penghibur yang kerap terjun di dunia malam itu. Dia meminta, pemerintah Kabupaten Ciamis melalui dinas teknis terkait, untuk terjun menangani hal tersebut.
Menyikapi hal itu, Ade, warga Kawali lainnya, berharap Pemerintah Kabupaten Ciamis harus berupaya untuk meminimalisasi terjadinya masalah sosial, seperti yang saat ini mulai muncul di Kecamatan Kawali tersebut.
“Salah satunya dengan membangun fasiltas untuk rehabilitasi atau panti sosial. Di tempat itu, wanita penghibur atau anak jalanan bisa diberi keahlian atau keterampilan,” pungkasnya. (dji/Koran-HR)