Drs. Agun Gunanjar Sudarsa, Bc.IP., MSi.,
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Partisipasi mahasiswa sebagai kontrol sosial harus berada di depan dan membuat teguran, memberikan suport serta dukungan sebagai pengawasan langsung di masyarakat. Hal itu dikatakan Ketua Komisi II DPR RI, Drs. Agun Gunanjar Sudarsa, Bc.IP., MSi., saat memberikan kuliah umum di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (STISIP) Bina Putera Banjar, Sabtu (22/02/2014).
“Mahasiswa dituntut untuk berani sebagai pelapor ke Panwas dan lapor ke penegak hukum bila menemukan pelanggaran dalam penyelenggaraan Pemilu,” kata Agun.
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa mahasiswa adalah sebagai agen perubahan, kekuatan moral, serta sebagai control sosial mempunyai peran utama dalam penyelenggaraan Pemilu. Untuk itu, diharapakan mahasiswa mampu berperan secara maksimal.
“Mau tidak mau, siap tidak siap, mahasiswa harus bisa berperan aktif dalam mengikut sertakan seluruh elemen bangsa dalam membangun pemahaman pemilih cerdas untuk mewujudkan Indonesia menuju Pemilu berkualitas,” tegasnya.
Menurut Agun, peran mahasiswa sebagai partisipasi langsung bisa menegur, menindak, serta melaporkan siapapun warga Negara Indonesia, tanpa harus ada perbedaan. Karena, mahasiswa punya kemampuan intelektual yang cukup, serta tanggungjawab moral sebagai pewaris dan penerus kemajuan bangsa dan negara.
“Saya dalam menyampaikan kuliah umum, tematiknya selalu berbeda. Hanya kalau sekarang lebih fokus pada penekanan ke Pemilu cerdas, bukan hanya slogan, tapi lebih mengarahkan kepada memilih pemimpin itu harus bisa mencerminkan aplikasi dari sebuah lagu yang berjudul Bangun Tidur,” kata Agun.
Sementara itu, Wawan, salah seorang mahasiswa STISIP BP Banjar jurusan Ilmu Pemerintahan semester 4, mengaku, kuliah umum seperti ini jarang disampaikan langsung oleh politisi di lapangan.
“Saya sebagai mahasiswa merasa terpanggil dengan materi yang disampaikan oleh Pak Agun sebagai Ketua Komisi II DPR RI. Memang peran kritis mahasiswa sangat diperlukan untuk pengawasan Pemilu tahun ini karena sarat dengan konflik,” kata Wawan. (Mad/Koran-HR)