Dua orang pelajar laki-laki berinisial JM (16) dan FA (16), saat dimintai keterangannya di Kantor Satpol PP Kota Banjar, setelah diamankan dari sebuah tempat kost, Kamis (23/1/2014). Foto: Dokumentasi HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Peristiwa pencabulan terhadap anak di bawah umur yang kerap terjadi di Kota Banjar sekarang ini jangan dianggap enteng, dan perlu perhatian serius dari semua pihak. Terlebih korban maupun pelaku dalam kasus tersebut diantaranya masih berstatus pelajar.
Sebelumnya pun, Satpol PP Kota Banjar, beberapa waktu lalu, berhasil mengamankan dua orang pelajar laki-laki berinisial JM (16) dan FA (16) yang diketahui keduanya adalah siswa dari salah satu SMK Swasta yang ada di Kota Banjar. Mereka digerebek di sebuah kost-kostan yang diduga digunakan sebagai tempat mesum dan pesta miras. Ditempat ini juga anggota Satpol PP banyak menemukan kondom bekas.
Selain itu, belum lama ini, Polresta Banjar berhasil membongkar jaringan traffiking yang dimana korbannya adalah para remaja perempuan di bawah umur.
Menanggapi hal itu, Suprapto (43), tokoh pemuda, warga Lingkungan Cimenyan, RT 01/08, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan/Kota Banjar, kepada HR, Selasa (04/02/2014),mengatakan, peran orang tua di rumah, guru di sekolah, dan tokoh agama maupun masyarakat sangat diperlukan.
“Prilaku remaja atau pelajar saat ini memang sudah di luar batas wajar. Mereka belum memahami dampak dari bahaya pergaulan bebas, apalagi disertai dengan minum-minuman keras dan penyalahgunaan Narkoba. Hal itu bisa terjadi akibat dari pergaulan bebas,” ujarnya.
Suprapto juga mengatakan, semua pihak harus memiliki rasa tanggung jawab untuk menyelamatkan generasi muda sebagai penerus bangsa, agar mereka tidak menjadi layu sebelum berkembang.
Pendapat serupa dikatakan Kabid. Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Banjar, Engkos Koswara, S.Pd. Menurut dia, bahwa pergaulan bebas dan pesta miras yang menimpa kalangan pelajar merupakan persoalan serius bagi semua pihak.
“Yang mereka tahu hanya mencari jati diri dan mencari pengalaman yang belum diketahui, atau dipahami sebelumnya, tanpa memikirkan dampak baik dan buruknya. Tidak hanya guru di sekolah, tapi peran orang tua di rumah pun harus waspada terhadap pergaulan anak di jaman sekarang,” ujarnya.
Agar anak-anak remaja atau pelajar tidak terjerumus pada perbuatan negatif, lanjut engkos, tentu harus mendapat bimbingan yang baik dan benar, baik dari orang tua, guru sekolah, maupun masyarakat sekitar.
Sebab, peran orang tua, guru, dan lingkungan sekitar sangat penting dalam menanggulangi hal tersebut. Seperti guru dalam mendidik siswa-siswinya harus memperhatikan keinginan peserta didik. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler supaya anak-anak mendapat pengalaman baru dan selalu berada dalam kegiatan positif.
“Terkait dengan persoalan ini, yang paling utama adalah adanya komunikasi dengan orang tua, sehingga si anak dapat melakukan pemahaman secara bertahap, dan mereka pun akan mengetahui bagaimana bertanggung jawab kepada dirinya sendiri,” kata Engkos.
Dihubungi melalui telepon selularnya, Kabid. Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar, dr. Hj. Anceu Eka Widianti, menilai, para remaja atau pelajar di jaman sekarang bisa dengan mudah mengakses media internet.
Para remaja dengan bebasnya membuka situs-situs porno, tetapi mereka belum bisa menyaring mana yang baik dan mana yang jelek, sehingga sering menjadikan rasa penasaran dan ingin mencoba sesuatu hal baru.
“Remaja atau pelajar memang paling rentan beresiko terhadap masalah seksualitas, HIV dan AIDS, karena mereka sering penasaran dan ingin mencoba hal-hal yang baru, sehingga belum bisa menyaring mana yang baik dan mana yang tidak baik,” kata Anceu.
Terlepas dari semua permasalahan tersebut, sekarang bukan saatnya menanyakan siapa yang salah, namun kini saatnya semua pihak bahu membahu dan memperhatikan perkembangan para remaja, khususnya pelajar, baik secara fisik ataupun psikologi. (Hermanto/Koran-HR)