Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Menyusul kecelakaan pesawat Cesna 172 S milik Bandung Pilot Academy (BPA) yang tergilincir saat melakukan landing di landasan pacu Bandara Nusawiru, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Rabu (12/03/2014), langsung mendapat peninjauan dari pihak Otoritas (Airport Otority) Wilayah I Jakarta, Kamis (13/03/2014).
Petugas Otoriras Bandara wilayah I Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta), Paniton Sinambela, mengatakan, setelah mendapat informasi adanya kecelakaan pesawat, pihaknya berkewajiban melakukan pengecekan kondisi bandara dan pesawat yang tergelencir tersebut.
Berita Terkait: Pesawat Cesna Terbalik di Bandara Nusawiru Pangandaran
“Kami datang bertiga dari Jakarta untuk mengecek kondisi bandara dan pesawat yang jatuh milik BPA Bandung tersebut. Karena Bandara Nusawiru masih dalam pengawasan Otoritas Wilayah I Jakarta yang berada di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng,” ujar Paniton.
Mengenai hasil pengecekan, lanjut Paniton, pihaknya tidak bisa memberikan keterangan kepada media, karena hanya bertugas melakukan pengecekan teknis. “Yang berhak memberikan keterangan kepada media, yakni KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),” ucapnya.
Wakil Kepala Bandung Pilot Academy, Kapten Pilot Hasan Unang, pun enggan memberikan keterangan terkait hasil pengecekan dan penyebab tergelincirnya pesawat latih tersebut. “Silahkan anda tanya ke KNKT. Karena lembaga itu yang berwenang memberikan keterangan resmi terkait peristiwa ini,” ujar Hasan.
Menurut Hasan, pilot naas yang mengalami kecelakaan kini sudah dipulangkan ke Bandung untuk menjalani perawatan dan diistirahatkan guna memulihkan mental dan kesehatannya. “Korban hanya mengalami memar pada bagian paha sebelah kiri,” kata Hasan.
Meski begitu, sambung Hasan, korban tidak mengalami luka serius, hanya mengalami luka memar akbat benturan. Karena saat pesawat terbalik, korban terlindungi oleh kantong udara (airbag). Sementara kondisi pesawat mengalami kerusakan pada bagian sayap dan sedikit rusak pada bagian kabin.
Sementara itu, Kepala Koordinator Bandara Nusawiru Dinas Perhubungan Provinsi Jabar, Hendra Gunawan, mengatakan, sebelum pesawat mengalami kecelakaan, sebenarnya tidak terjadi masalah cuaca. Begitu pun saat pendaratan, pesawat tidak mengalami kendala teknis.
“Saat pendaratan dengan kecepatan sekitar 7 knot, pesawat tidak mengalami kendala apapun. Namun, saat hampir sampai di batas akhir landasan pacu, tiba-tiba pesawat oleng ke kiri dan akhirnya pesawat menabrak tembok drainase. Akibatnya, pesawat terbalik keluar landasan dan terlempar ke padang rumput yang jaraknya sekitar 300 meter dari landasan pacu,” jelas Hendra.
Menurut Hendra, pihak Otoritas Bandara (Airpory Otority) wilayah I Jakarta akan melakukan pengecekan terhadap bandara dan pesawat naas tersebut. Namun demikian, meski terjadi insiden kecelakaan pesawat, namun tidak mempengaruhi jadwal penerbangan komersil di Bandara Nusawiru. (Ntang/R2/HR-Online)