Suasana di salah satu sudut Pasar Banjar. Dalam upaya menciptakan kebersihan di kawasan pasar, UPTD Pasar Banjar terus melakukan sosialisasi kepada para pedagang agar menyediakan tempat pembuangan sampah di depan kios atau lapak pedagang, mininamlnya menggunakan kantong kresek. Photo : Eva Latifah/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Dalam upaya menciptakan kebersihan di kawasan Pasar Banjar, sekaligus mempersiapkan penilaian Adipura P2, UPTD Pasar Banjar Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Banjar, sampai saat ini terus melakukan sosialisasi kepada para pedagang agar menyediakan tempat pembuangan sampah di masing-masing kios atau lapaknya.
Hal itu dikatakan Kepala UPTD Pasar Banjar, Mamat Rahmat, SSTP.,M.Si., saat ditemui HR di ruang kerjanya, Selasa (25/03/2014). Menurutnya, tidak setiap pedagang bisa langsung menuruti terhadap himbauan tersebut, sehingga pihak UPTD harus terus mensosialisasikannya.
“Di pasar segala sesuatunya butuh proses, jadi tidak bisa seperti makan cabai, begitu dimakan langsung terasa pedas. Artinya harus pelan-pelan, harus sabar kalau ingin merubah mindset warga pasar, khususnya dalam hal pengelolaan persampahan. Namun pada dasarnya, untuk penilaian Adipura di Pasar Banjar sudah dipersiapkan,” tuturnya.
Lebih lanjut Mamat mengatakan, bahwa volume sampah di pasar berbeda dengan sampah di luar/lingkungan permukiman. Sebab, dalam jangka waktu 15 menit saja volume sampah di pasar sudah terlihat menumpuk.
Untuk itu, pihaknya selalu menghimbau kepada para pedagang agar menyediakan tempat pembuangan sampah di depan kios atau pun lapak mereka, minimalnya menggunakan kantong kresek.
“Kalau setiap kios atau lapak para pedagang sudah disediakan tempat sampah dari kantong kresek, maka akan memudahkan petugas kebersihan dalam memungut sampah, jadi tinggal ngambil kresek yang berisi sampah itu,” ujar Mamat.
Selain dapat memudahkan petugas kebersihan dalam pemungutannya, juga akan mempercepat proses pengelolaan persampahan di Pasar Banjar. Sehingga tidak akan terjadi lagi penumpukan sampah di luar pasar atau pinggir jalan.
Kemudian, Mamat juga mengaku kalau saat ini pihaknya sedang ingin menyeragamkan meja lapak dagangan untuk pedagang kaki lima (PKL) yang ada di dalam pasar. Tujuannya agar tidak ada lagi PKL liar dan supaya tertata indah.
“Tetapi penyeragaman meja PKL itu bukan meminta ke pemerintah, namun akan melibatkan pihak ketiga. Keinginan tersebut sudah kita bicarakan dengan para PKL, dan mereka juga merespon baik, Cuma kita belum membahasnya secara formal, baru ngobrol-ngobrol saja,” katanya.
Mamat menambahkan, saat ini pihaknya bukan hanya berupaya melakukan penataan dalam masalah kebersihan saja, namun penataan disegala bidang, mulai dari pengelolaan persampahan, perparkiran hingga penomoran kios pedagang yang selama ini tidak tertata dengan baik.
“Untuk penomoran kios, sekarang ini kita urut nomornya mulai dari 1 sampai 1.165, sesuai jumlah kios yang ada di Pasar Banjar. Sebelumnya penomorannya itu A 1, A 2, sekarang kita urut, dengan begitu tidak akan ada lagi pembayaran yang punya kios tiga tapi bayarnya cuma dua. Semua upaya penataan itu ujung-ujungnya tiada lain untuk meningkatkan PAD,” kata Mamat.
Dia menyebutkan, untuk tahun ini target PAD dari Pasar Banjar jumlahnya mengalami kenaikan, yakni dari target sebelumnya sebesar Rp. 900 juta menjadi Rp. 1,1 milyar. Meski begitu, pihaknya optimis target PAD tahun 2014 akan tercapai. (Eva/R3/Koran HR)