Sebuah sepeda motor harus didorong akibat mogok setelah melintasi jalanan yang tergenang banjir, di jalur perbatasan Jabar-Jateng, di Kecamatan Kalipucang, Pangandaran, Selasa (15/04/2014). Foto: Entang Saeful Rachman/HR
Kalipucang, (harapanrakyat.com),-
Meluapnya Sungai Citanduy setelah wilayah Kabupaten Pangandaran dan sekitarnya diguyur hujan selama 4 hari terakhir ini, mengakibatkan dua dusun, yakni Dusun Empangsari dan Girisetra, Desa Kalipucang, Kecamatan Kalipucang, sejak Senin sore (14/04/2014), terendam banjir.
Selain merendam ratusan rumah warga, banjir ini pun merendam jalan raya, terutama jalan yang menghubungkan dua wilayah antara Jawa Barat – Jawa Tengah, di daerah perbatasan di Kecamatan Kalipucang. Ketinggian banjir di jalur perbatasan ini mencapai 50 centimeter. Akibatnya, puluhan kendaraan roda dua dan roda empat mengantri di pinggir jalan.
Meluapnya Sungai Citanduy tampaknya dimanfaatkan warga setempat untuk menyebrangkan sepeda motor dengan mengunakan sebuah gerobak. Kemudian motor dinaikkan dan disebrangkan untuk mengindari mogok. Untuk satu kali menyebrang warga dari arah Kalipucang yang khendak ke Jawa Tengah atau sebaliknya dikenakan tarif Rp. 10 ribu.
Didin, warga penarik gerobak, mengatakan, meski upah menarik motor ke atas gerobak tarifnya tidak seberapa, namun dengan melakukan hal itu dirinya merasa sudah membantu warga agar motornya tidak mogok saat melintasi jalanan yang tergenang banjir. “ Ya itung-itung ibadah Pak, selain dapat lebih sedikit,” ujarnya, Selasa (15/04/2014).
Sementara itu, pengendara yang memaksakan menerobos genangan banjir, terpaksa harus didorong sepeda motornya akibat mogok. Selain itu, pengendara yang melintasi genangan air banjir mesti hati hati. Pasalnya, di jalur tersebut banyak jalan berlubang serta parit yang tidak kelihatan akibat terendam banjir. (Ntang/R2/HR-Online)