Photo: Ilustrasi
Banjar, (harapanrakyat.com)
Upaya penanggulangan menurunkan angka pengangguran di Kota Banjar, Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Banjar, melaksanakan program penyiapan tenaga kerja siap pakai.
Hal itu dikatakan Kepala Dinsosnaker Kota Banjar, Asep Tatang Iskandar, M.Si, kepada HR, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (21/04/2014). Dia menyebutkan, kegiatan akan dilaksanakan berupa sosialisasi penyiapan tenaga kerja siap pakai.
“Tujuan akan dilaksanakannya sosialisasi itu untuk memberikan informasi peluang kerja dan memberikan pemahaman tentang ketenagakerjaan,” kata Asep.
Sementara itu, Kabid. Tenaga Kerja Dinsosnaker Kota Banjar, Wasino, mengatakan, kegiatan sosialisasi akan dilaksanakan hari Rabu, tanggal 23 April 2014 (hari ini-Red), bertempat di kampus SMK Hikmah Banjar.
“Kegiatan tepat momentum, yakni pasca pelakasanaan ujian nasional, dimana pesertanya perwakilan siswa SMK se-Kota Banjar. Kenapa siswa SMK, karena memang lulusanya disiapkan untuk menjadi tenaga kerja siap pakai. Sedangkan lulusan SMA umumnya melanjutkan ke Perguruan Tinggi, atau menempuh jalur pendidikan lainnya,” ujar Wasino.
Lebih lanjut dia menyebutkan, diadakannya kegiatan itu karena sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Imbasnya, masih banyak lulusan SLTA menjadi pengangguran, ditambah rendahnya mutu pendidikan.“Itu menjadi persoalan, dan menjadi tugas pemerintah untuk mengambil langkah cepat menyiapkan tenaga kerja siap pakai,” katanya.
Menurut Wasino, lulusan SMK harus disiapkan untuk mengisi lowongan pekerjaan tingkat menengah yang sudah tersedia. Tidak mudah memang menyiapkan tenaga kerja siap pakai, siap kerja. Namun, pihaknya tetap berupaya melakukan pembinaan dan memberikan wawasan terhadap lulusan siswa SMK.
Dalam sosialisasi nanti juga akan melibatkan beberapa perusahaan, baik lokal maupun dari luar daerah. Selain itu, PJTKI juga akan dihadirkan untuk sama-sama memberikan pemahaman ketenagakerjaan dan memberi kesempatan kerja kepada siswa yang baru lulus sekolah.
Wasino mengatakan, lulusan SMK harus mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja. Lebih bagus lagi disiapkan untuk mendukung pasar kerja luar negeri yang terampil, bukan hanya sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) seperti TKI kebanyakan.
“Terlebih banyak TKI yang tidak jelas keberadaannya, seperti kasus TKI Desa Kujangsari yang kurang koordinasi dengan pihak Dinsosnaker sebagai dinas terkait yang mengurusi dan melindungi TKI,” ujarnya.
Dengan demikian, kasus seperti itu harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama para pencari kerja baru. Wasino berjanji, pihaknya sebagai dinas yang menangani ketenagakerjaan siap membantu dan memberikan informasi peluang, atau kesempatan kerja. (Nanks/R3/Koran-HR)