Telur hama keong mas masih terlihat menempel pada bagian batang tanaman padi yang sudah dipanen. Di masa panen sekarang ini, para petani di blok pesawahan Balokang mengeluhkan adanya hama keong mas yang merusak tanaman padinya. Photo : Eva Latifah/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Selama sepekan terakhir ini, petani di blok pesawahan Balokang, Desa Balokang, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, mengeluhkan hama jenis keong mas yang menyerang tanaman padi di kawasan tersebut.
Menurut mereka, keong mas mulai terlihat menyerang disaat usia tanaman padi memasuki masa panen. Bahkan, ketika musim panen sekarang ini para petani masih kerepotan dengan adanya keong mas.
Seperti diungkapkan Eman (57), salah seorang petani, saat dijumpai HR, Jum’at (28/03/2014). Dia mengatakan, hama keong terlihat bertambah banyak menjelang panen sekitar satu mingguan.
“Diwaktu panen sekarang ini malah semakin banyak, sehingga petani harus buru-buru menyelesaikan panennya. Memang kita juga memungut keong-keong itu, tapi tidak mungkin bisa habis semuanya karena memerlukan waktu khusus kalau mau fokus memungut keong. Sementara padi sudah harus segera dipanen,” tuturnya.
Lebih lanjut dia menyebutkan, keong mas biasanya muncul dikala musim tanam. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, hama keong mulai bertambah banyak sewaktu padi berusia satu bulan. Namun, kemunculan keong mas saat ini justru ketika padi sudah menguning.
“Sekarang kan petani di blok pesawahan Balokang dan sekitarnya rata-rata sudah memasuki masa panen, bahkan sebagian sedang melakukan panen, tapi keong mas banyak bermunculan,” kata Eman.
Sementara itu Suparni (56), petani lainnya, mengatakan, bulan April adalah waktunya bagi petani melakukan penanaman kembali setelah melewati masa panen raya di bulan Maret ini. Munculnya keong mas merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada setiap musim tanam.
Menurut dia, bila jumlahnya sedikit maka hama tersebut bisa diatasi dengan mudah oleh petani, dan memang keong mas biasanya muncul setiap musim tanam. Meski demikian, keberadaannya tidak bisa didiamkan lantaran bisa mengganggu penanaman.
“Apalagi sekarang menyerangnya saat memasuki masa panen. Kalau tidak dibasmi dari sekarang dipastikan musim tanam nanti keong mas akan semakin banyak, otomatis keberadaannya akan menganggu penanaman. Selain itu, keong tidak akan mati meski sudah disemprot pestisida,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi serangan keong mas yang lebih banyak, Suparni bersama petani yang lain langsung menyemprot tanaman padinya. Karena, saat ini mereka hanya bisa menyemprot tanaman padi yang terserang hama keong mas.
Pendapat serupa diungkapkan petani lain, Nana (70). Dia menyebutkan, penyemprotan dilakukan harus pada saat cuaca panas. Sebab, kalau hujan obatnya tidak akan bereaksi dan terbuang sia-sia.
“Sedangkan kita sendiri tidak tahu kondisi cuaca, kapan hujan, kapan panas. Kalau kita menyemprotnya pada pagi hari, namun ternyata siang atau sore harinya hujan, ya kita harus membeli obat baru lagi. Bukan hanya itu, kita juga sebelumnya sudah mengganti benih padi yang telah kita tanam karena waktu itu habis diserang hama keong mas,’’ tuturnya.
Menurut Nana, petani masih kesulitan membasmi hama keong mas. Pasalnya, hama tersebut selain belum ada obat pembasmi, perkembang biakannya terbilang sangat cepat. Dalam satu malam telur-telur keong mas bisa menetas dengan jumlah banyak.
Untuk mengamankan tanaman supaya padi tetap bisa dipanen, petani harus rajin mengambil satu persatu keong mas. Diakui Nana, memang sampai sekarang petani masih kesulitan menekan perkembangbiakan hama ini, pasalnya hampir setiap hari keong mas selalu muncul, padahal petani selalu memungutinya. (Eva/R3/Koran-HR)