Gua Sinjanglawang, di Desa Padamulya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran. Foto: Entang Saeful Rachman/HR
Langkaplancar, (harapanrakyat.com),-
Sebuah gua yang kini tengah dikembangkan menjadi objek wisata alam oleh Karangtaruna Desa Padamulya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, memiliki keunikan tersendiri apabila dibanding dengan gua lainnya. Gua yang berada di tengah hutan belantara itu diberi nama Gua Sinjanglawang.
Ada alasan tersendiri warga setempat memberi nama gua ini dengan sebutan Gua Sinjanglawang. Penamaan itu didasari dari keunikan batu stalagmit dan stalaktit yang berada di dalam gua tersebut, dimana terdapat ornamen batu mirip kain samping dengan motif batik tulis.
Dalam arti bahasa sunda, kain samping ini kerap disebut sinjang. Sementara pintu dalam arti bahasa sunda disebut lawang. Menyusul batu yang mirip kain samping itu terdapat di pintu masuk gua, maka gua itu dinamai Sinjanglawang, yang berarti kain samping yang berada di pintu masuk.
Adanya temuan gua ini, tentunya semakin menambah deretan gua di Kabupaten Pangandaran yang kini tengah dikembangkan menjadi objek wisata alam. Seperti halnya di Desa Selasari, Kecamatan Parigi, ada puluhan gua unik yang saat ini tengah dibenahi untuk menjadi tempat wisata alam. Penemuan gua unik pun ditemukan juga di Kecamatan Cigugur dan Cimerak.
Dari pantauan HR di Gua Sinjanglawang, Kamis (15/05/2014), meskipun lokasi gua ini berada di tengah hutan, namun tidak menyurutkan para pengunjung untuk berwisata ke gua ini. Bahkan, tak jarang pengunjung dari luar daerah, sengaja datang ke gua ini hanya sekedar untuk melihat keunikan yang terdapat di dalam gua.
“Saya mendengar dari kawan, katanya di dalam gua ini terdapat sebuah kolam yang unik. Keunikan kolam itu akan terlihat ketika di siang hari, saat matahari masuk ke dalam gua melalui celah- celah batu kecil. Saat matahari memancarkan sinarnya ke dalam gua, konon akan tampak bayangan mirip pedang di dalam kolam tersebut, “ ujar Sari Rahayu, pungunjung dari Tasikmalaya.
Namun sayang, saat Sari dan kawan-kawannya berada di dalam Gua Sinjanglawang, cuaca di sekitar gua tampak mendung. Meski saat itu waktu menunjukan pukul 11. 12 WIB, namun sinar matahari tak muncul, karena awan di atas langit tampak menghitam tanda akan terjadinya hujan.
“Saya kecewa sekali, sudah jauh-jauh dari Tasik datang ke sini, tapi tidak bisa melihat bayangan sinar mirip pedang yang tampak di kolam ini,” gerutunya.
Menurut Ketua Karangtaruna Desa Padamulya, Nana, gua ini memiliki panjang sekitar 400 meter dan terdapat sejumlah batu stalagmit dan stalaktit yang berada di dinding gua mirip hiasan batik tulis. Hiasan batik yang terdapat pada dinding batu itu pun terbentuk secara alami.
“Meski gua ini sudah dibenahi untuk objek wisata, namun pihak karangtaruna belum mengenakan tarif kepada pengunjung. Karena saat ini masih dalam proses pengenalan kepada pengunjung. Kalau pengunjung sudah semakin banyak, mungkin nantinya akan dikenakan retribusi masuk ke dalam gua ini, “ ujarnya.
Nana pun berharap Pemkab Pangandaran turut membantu membenahi gua tersebut agar layak menjadi tempat wisata. Selain itu, gua ini pun diharapkan bisa masuk kedalam deretan destinasi wisata Kabupaten Pangandaran. (Ntang/Koran-HR)