Pengawas UN di SMP Negeri 3 Padaherang saat melakukan musyawarah menyusul permasalahan terdapatnya nomor soal ganda dan tidak berurutannya nomor soal pada lembaran ujian UN, Senin (05/05/2014). Foto: Madlani/HR
Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Munculnya permasalahan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP dan sederajat ternyata tidak hanya terjadi di Banjarsari, Kabupaten Ciamis saja, tetapi hal serupa pun terjadi di Kabupaten Pangandaran.
Di SMP Negeri 3 Padaherang, Kabupaten Pangandaran, misalnya, soal ujian yang diterima peserta banyak yang tidak sesuai urutan. Disamping itu, petunjuk pengerjaannya pun tidak sesuai dengan soal. Akibat hal itu, membuat waktu pelaksanaan ujian terpaksa diskor selama 30 menit. Karena peserta ujian mengaku kebingungan saat mengerjakan soal.
UN hari pertama dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia ini, ditemukan keganjilan pada lembaran soal. Pada lembaran soal yang diterima peserta, tidak terdapat nomor soal 13 dan nomor soal 38. Selain itu terdapat pula nomor soal ganda. Akibatnya, seluruh peserta melakukan protes karena mereka kebingungan dalam mengerjakan soal.
“Ada nomor yang sama pada lembaran soal bersampul dengan lembaran tidak bersampul. Nomor yang sama itu yaitu nomor 41. Seharusnya nomor 41 terdapat pada lembaran soal yang tidak bersampul,” kata Pengawas UN di SMP Negeri 3 Padaherang, Dariswana,S.PdI, disela-sela pelaksanaan UN, Senin (05/05/2014)..
Selain itu, pada lembaran soal yang diterima beberapa peserta pun tidak terdapat soal nomor 13. Namun, di beberapa lembaran soal peserta lainnya ternyata ada soal nomor 13. ” Akhirnya, peserta yang mendapat lembaran soal tidak ada nomor 13, harus pinjam ke peserta lain yang ada nomor 13 di lembaran soalnya,” katanya.
Akibatnya, pengawas harus mondar mandir membantu siswa yang tidak lengkap urutan di lembar soalnya.”Kasihan juga peserta UN, belum mengerjakan soal malah sudah pusing dulu dengan soal yang tidak ada nomornya,” kata Dariswana.
Ditemui terpisah, Kepala SMP Negeri 3 Padaherang, M. Tarman, SIP, mengatakan, permasalahan yang terjadi terdapat pada lembaran soal yang tidak sama pada setiap lembar yang diterima peserta UN. Karena ada soal yang nomornya ganda dan ada juga soal yang nomor urutnya tidak ada.
“Pengawas juga pusing karena untuk mencocokkan lembar soal yang berkode membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Dan juga harus membedakan lembaran soal bersampul dan tidak bersampul,” jelasnya, kepada HR, usai pelaksanaan UN hari pertama, Senin (05/05/2014).
Peserta UN yang juga siswa SMP Negeri 3 Padaherang, Eka Nurhasanah, mengatakan, soal ujian yang diterimanya pada nomor urutnya semrawut alias tidak sama dengan yang ada di lembar LJK.
“Seperti soal nomor 13 dan nomor 38, ternyata tidak ada pada lembaran soal. Begitu pun nomor 44 ternyata ganda. Jelas hal itu membuat kami bingung saat mengerjakan soal,” kata Eka, kepada HR, usai ujian.
Menurut Eka, jika dilihat dari bobot soal, sebenarnya tidak terlalu sulit. Karena soal yang keluar banyak yang sudah disampaikan dalam pelajaran sehari-hari di sekolah.
“Tetapi, akibat waktu diskor selama 30 menit, membuat kami sempat stres. Disadari atau tidak, gara-gara adanya kendala tersebut membuat mental kami sedikit drop, “pungkasnya. (Mad/R2/HR-Online)