Pasar Hewan Kota Banjar. Foto: Deni Supendi/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Hewan Kota Banjar, Jawa Barat berencana mengusulkan perubahan tarif retribusi pasar hewan yang selama ini dibandrol sebesar Rp 2500 untuk satu ekor sapi, dan Rp 1000 untuk satu ekor domba/ kambing.
Kepala UPTD Pasar Hewan, Eti Rohayati, ketika ditemui HR, Selasa (13/5/2014), menyebutkan, selama ini target pendapatan yang dibebankan kepada pihaknya kurang lebih sebesar Rp. 3 juta.
“Target itu selalu kami penuhi. Namun, untuk meningkatkan PAD, perlu ada perubahan tarif. Misalnya, Rp 2500 untuk satu ekor sapi perhari, begitu juga untuk domba dan kambing. Soalnya, yang berjalan selama ini, retribusi (parkir) sapi atau domba, dihitung perekor, tanpa dihitung berapa lamanya (sapi/ domba) berada di pasar hewan,” ungkapnya.
Menurut Eti, tarif retribusi tersebut sudah diatur melalui Peraturan Daerah (Perda). Dengan kata lain, jika ingin mengganti tarif, Perda tentang retribusi pasar hewan juga perlu diperbaharui.
Eti mengungkapkan, selama ini kondisi pasar hewan masih bisa dibilang sepi. Pasalnya, pasar hewan tesebut belum bisa menjadi pusat transaksi jual beli hewan di Kota Banjar. Sejauh ini, pasar hewan ini hanya dimanfaatkan untuk transaksi jual beli sapi dan domba.
Kedepan, kata Eti, pihaknya ingin, pasar hewan yang dikelolanya, menjadi pusat transaksi jual beli hewan di Kota Banjar. “Jadi tidak hanya sapi dan domba/ kambing semata, tapi juga untuk sejenis hewan unggas,” harapnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Banjar, Soni Harison, menuturkan, Disperindagkop sudah memiliki rencana untuk melakukan revitalisasi pasar hewan Kota Banjar.
Revitalisasi yang direncanakan itu, kata Soni, salah satu solusi Disperindagkop untuk meningkatkan PAD Pasar Hewan. Termasuk juga soal perubahan tarif retribusi pasar yang selama ini sudah berjalan.
Soni menandaskan, selain untuk meningkatkan PAD, revitalisasi itu juga diharapkan bisa menciptakan kenyamanan bagi pegawai yang ada di UPTD Pasar Hewan. Diakuinya, selama ini para pegawai UPTD Pasar Hewan bekerja di ruangan kantor yang cukup kecil dan pengap.
“Intinya, peningkatan PAD harus didukung juga dengan sarana dan prasarana penunjang yang baik,” ujarnya.
Dia menambahkan, untuk menyulap pasar ini menjadi pusat transaksi jual beli hewan, Soni merencanakan sejumlah pagelaran atau even, seperti kontes burung, dan kontes domba/ kambing.
“Dengan ini, mudah-mudahan akan menarik mereka (petani, peternak dan pembeli) untuk melakukan transaksi jual beli di pasar hewan,” katanya. (Deni/Koran-HR)