Budayawan Ciamis, Toni Ichlas
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Budayawan Ciamis, Toni Ichlas, mengatakan, Pemkab Ciamis tidak perlu membuat destinasi wisata baru, tetapi baiknya mengembangkan destinasi yang sudah ada. Menurut dia, pengembangan wisata budaya merupakan langkah yang sangat rasional, karena Ciamis memiliki segudang budaya peninggalan kerajaan Galuh.
“Pemkab tinggal mengemas wisata budaya yang sudah ada, agar tempatnya lebih menjual dan diminati wisatawan,” ujarnya, kepada HR, Selasa (10/06/2014).
Menurut Toni, pihaknya bersama para budayawan Ciamis yang difasilitasi Dinas Parawisata dan Ekonomi Kreatif, tengah mengkonsep pembangunan kampung budaya. Rencananya, kampung budaya tersebut akan dibangun di Keluruhan Cigembor, Kecamatan Ciamis.
“Konsep kampung budaya ini akan dijadikan laboratorium budaya Ciamis. Selain itu, di kampung budaya ini, nantinya akan diperkenalkan seluruh budaya yang ada di Kabupaten Ciamis, “ terangnya.
Toni menjelaskan, penggalian atau pengembangan wisata budaya jangan hanya terpaku pada pembangunan fisik cagar budaya, tetapi harus juga dibarengi dengan pengenalan nilai budaya itu sendiri.
“Contohnya, nanti di kampung budaya akan dibangun miniatur batu undakan Astana Gede Kawali. Nah, di batu undakan itu tentunya tersimpan filosofi kehidupan. Nanti pada minatur batu tersebut, kita akan jelaskan filosofi-filosofi tersebut, agar para wisatawan tertarik untuk berkunjung ke Astana Gede, “ jelasnya.
Kata Toni, minatur budaya Kampung Kuta, Situs Karangkamulyan dan tempat budaya lainnya yang ada di Ciamis, nantinya akan dibangun di kampung budaya tersebut. Di kampung budaya pun, lanjut dia, sudah disiapkan pemandu wisata untuk mengantar wisatawan berkunjung ke tempat wisata aslinya.
“Misalkan, setelah menyimak cerita dan filosofi pada minatur Astana Gede, ada wisatawan yang tertarik untuk berkunjung dan ingin melihat langsung ke tempat wisata aslinya, maka pemandu wisata yang ada di kampung budaya akan mengantarkan mereka ke tempat tersebut, “ jelasnya.
Toni menambahkan, pengembangan wisata di kampung budaya tidak hanya terfokus pada Cagar Budaya saja, tetapi pengembangan budaya lainnya akan dikemas di tempat tersebut. “ Kita juga akan menampilkan tarian asli Ciamis, seni wayang asli Ciamis dan budaya masyarakat Ciamis lainnya. Selain memperkenalkan kepada generasi muda, juga sebagai pelestarian budaya,” imbuhnya.
Menurut Toni, dalam pengembangan budaya, pihaknya tidak akan tertutup terhadap perkembangan zaman. Apabila sebuah budaya harus dikemas dalam bentuk modern, kata dia, kenapa tidak untuk dilakukan.
“Saat ini kita tengah mengembangkan alat musik kecapi agar diminati kawula muda. Apabila bentuk kecapi saat ini tidak disukai kalangan anak muda, kenapa bentuknya tidak dimodifikasi? Kita tengah mendesain bentuk alat musik kecapi yang lebih simpel dan dapat minati anak muda. Meski bentuknya diubah, tetapi intonasi nadanya tetap saja kecapi,” terangnya.
“Kita mendesain kecapi dengan menyesuikan perkembangan zaman saat ini. Kita berharap, setelah ada bentuk kecapi baru, anak muda di Ciamis tidak lagi gengsi memainkan alat musik kecapi,” tambahnya.
Menurut Toni, apabila budaya Ciamis ingin berkembang, tentunya harus terbuka dengan perkembangan zaman. “ Kita tidak perlu stagnant dan larut dengan budaya masa lalu. Karena budaya itu dinamis mengikuti kebiasaan masyarakatnya. Apabila terjadi perubahan kebiasaan di masyarakat, ya kita harus terbuka. Asalkan jati diri kegaluhan masyarakat Ciamis tidak pudar. Dan itu harus dipertahankan, “ ungkapnya. (Bgj/R2/HR-Online)