Hektaran areal persawahan Bebedilan Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, kembali diserang hama wereng atau jamur merah. Selain itu, hama burung pipit pun turut menganggu pertumbuhan padi
Foto: Entang Saeful Rachman/HR
Kalipucang, (harapanrakyat.com),-
Sedikitnya 5 hektar sawah yang berada di Blok Kedungpalumpung dan Blok Bebedilan Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, kembali diserang hama wereng atau jamur merah.
Hama jamur merah ini sangat luar biasa saat menyerang tanaman padi yang mulai berbuah. Tak tanggung tanggung ratusan hektar sawah di kedua blok tersebut diserang secara sporadis sampai tak ada yang tersisa.
Serangan jamur merah ini dibenarkan oleh salah seorang petani warga Desa Tungilis, Dadan. Dia mengaku rugi dua kali lipat, pasalnya tanaman padi yang kini sedang tumbuh berbuah, mati tak satupun yang tersisa. “ Tidak hanya saya saja yang merugi, melainkan petani lainnya pun mengalami nasib yang sama,” katanya, kepada HR, Selasa (01/07/2014).
Menurut Dadan, dengan adanya serangan hama jamur merah ini, dirinya telah dirugikan sebesar Rp. 5 juta. “ Bukan hanya sekali menanam padi, melainkan sudah tiga kali tabur padi dan saat tumbuh berbuah padinya mati semua diserang hama.
Dadan berharap adanya solusi dari Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran untuk menangani hama yang saat ini menyerang tanaman padi. “ Saya berharap dinas terkait turun tangan membantu masalah petani, “ katanya.
Selain diserang hama jamur merah, juga hektaran sawah di daerah tersebut diserang ribuan burung pipit serta burung lainnya. Akibatnya, membuat pertumbuhan padi terancam terganggu.
Yadi salah seorang petani asal Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, mengatakan, dirinya bersama istri bergantian menjaga areal sawahnya. Pasalnya, apabila tidak dijaga, dipastikan tanaman padi akan rusak diserang burung pipit.
Hal senada juga di sampaikan Sagiman, petani asal Desa Banjarharja, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Dia mengatakan, setiap hari dirinya menghabiskan waktu di saung sawah untuk menjaga tanaman padi agar tidak diserang burung pipit.
“Petani di daerah kami kini panik dengan munculnya serangan burung pipit. Untuk mengantisipasinya, kami membuat pernak pernik di sawah dengan memasang patung manusia serta bunyi- bunyian yang terbuat dari kaleng,” katanya.
Menurut Sagiman, apabila burung pipit sampai merusak tanaman padi, dipastikan akan terjadi gagal panen. Karena saat ini pertumbuhan padi tengah matang muda.
Sementara itu, keluhan para petani bukan hanya di wilayah Kecamatan Kalipucang saja, melainkan di daerah lain seperti di Desa Ciganjeung dan Desa Karangmulya Kecamatan Padaherang pun mengalami hal yang sama. (Ntang/Koran-HR)