Salah seorang petugas di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar, tengah melakukan perawatan rutin fasilitas perahu karet. Dimusim penghujan seperti sekarang ini, fasilitas tersebut perlu disiagakan.
Foto: Eva Latifah/HR.
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Intensitas hujan yang kembali mengguyur kota Banjar dan sekitarnya, beberapa hari ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar, mencatat ada enam titik wilayah yang dikategorikan rawan terjadi bencana banjir dan longsor.
Keenam titik tersebut diantaranya berada di daerah Cipadung, Kelurahan Purwaharja, Lingkungan Ciaren, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja. Kemudian, di daerah Dusun Karangsari, Desa Batulawang, serta di Dusun Priagung, Desa Binangun, dan di daerah Cibodas, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman.
Hal itu dikatakan Kepala Pelaksanan BPBD Kota Banjar, EmanSuratman, S.IP., didampingi Kasi. Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Asep Setiadi, ketika ditemui HR di ruang kerjanya, Selasa (15/07/2014).
“Sementara titik rawan longsor dan banjir yang berada di jalur nasional yakni di daerah Cipadung, dimana daerah itu rawan tanah amblas. Kemudian di Ciaren, yaitu rawan terjadinya tanah tebing longsor dan banjir dari gunung yang biasanya akibat tingginya curah hujan,” kata Eman.
Selain itu, lanjutnya, titik rawan longsor di daerah Madura, Jawa Tengah, juga perlu diwaspadai, khususnya oleh para pemudik. Menurut Eman, meski berada di luar wilayah Kota Banjar, namun pihaknya tetap siaga lantaran jika terjadi longsor maka arus lalu-lintas jalur Selatan akan dialihkan melalui wilayah Kecamatan Langensari, Kota Banjar.
Kasi. Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Banjar, Asep Setiadi, menambahkan, kawasan rawan banjir di wilayah Dusun Pacor dan Karangsari, Desa Batulawang biasanya terjadi akibat meluapnya Sungai Ciseel, dan di daerah Cibodas akibat dari sistem klep salurah air tidak menggunakan sistem tutup buka. Sedangkan, untuk kawasan rawan tanah longsor di wilayah Priagung, Desa Binangun, Kecamatan Pataruman, tepatnya berada di jalan terusan ke Neglasari.
Asep menyebutkan, bahwa potensi banjir dan tanah longsor masih merupakan ancaman yang paling banyak dibandingkan dengan ancaman lain, seperti bencana angin puting beliung. Hal itu dilihat berdasarkan kondisi lingkungan, sebab secara geografis wilayah Kota Banjar dekat dengan Sungai Citanduy maupun Sungai Ciseel.
“Daerah Pacor dan Karangsari menjadi wilayah yang dinyatakan rawan banjir dari aliran Sungai Ciseel. Masyarakat harus tetap waspada, terutama yang berada di daerah rawan banjir maupun longsor. Sebab, saat ini sudah mulai masuk musim penghujan, dimana dalam beberapa hari ini hujan terus-terusan mengguyur wilayah Kota Banjar,” ujarnya.
Asep juga mengingatkan, bahwa perlu diwaspadai pula ancaman bencana banjir akibat meningkatnya aliran Sungai Citanduy yang melintasi wilayah Kota Banjar. Dimana aliran Citanduy akan meningkat jika terjadi hujan lebat dari arah hulu, yaitu Tasikmalaya dan Ciamis.
Dengan demikian, pihaknya terus memantau potensi bencana alam yang mungkin terjadi pada musim penghujan. Karena, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa sejumlah wilayah di Jawa Barat masih berpotensi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
“Untuk pengamanan Lebaran, kita juga siaga di Rest Area Banjar Atas dan pemantauan di daerah perbatasan bersama dengan tim gabungan siaga Lebaran dari Dinas Kesehatan, PMI, Orari dan RAPI. Sedangkan untuk petugas Damkar tetap siaga di posko darurat bencana bertempat di kantor BPBD,” terang Asep.
Pihaknya juga sudah menyiapkan stok logistik berupa barang, diantaranya selimut, tenda, tikar, masker dan makanan dasar untuk bayi. Hal ini guna mengantisipasi kalau terjadi bencana. Minimalnya untuk tanggap darurat bantuan sementara, karena memang wilayah Kota Banjar memiliki potensi banjir dan tanah longsor. (Eva latifah/Koran-HR)