Kawasan Situ Leutik kini hanya menjadi tempar favorit warga untuk memancing, atau tempat memadu kasih bagi anak muda, sekaligus untuk melepas kepenatan dirimbunnya pepohonan.
Foto: Nanang S/HR
Banjar, (harapanrakyat.com)
Dalam suatu percakapan dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Banjar, Ir. H. Edi Sujatmiko, di ruang kerjanya, baru-baru ini bersama HR, menjelaskan, menjadikan Situ Leutik menjadi obyek wisata, tidak bisa ditangani oleh satu OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Harus ada sinergitas OPD, seperti PU, DCKTLH, Pertanian, Dishubparbud.
Situ Leutik yang berada di Dusun Pasirnagara dan Babakan Pace, Desa Cibeureum, Kecamatan/Kota Banjar, diproyeksikan jadi salah satu wisata unggulan di Kota Banjar. Pemkot Banjar menetapkan Situ Leutik sebagai obyek wisata tentunya tanpa alasan. Selain sangat prospektif dikembangkan sebagai agrowisata, kawasan itu memiliki pemandangan bagus, sebab berada di atas perbukitan.
Perjalanan ke lokasi cukup jauh dari pusat kota Banjar ± 20 menit. Sepanjang akses jalan menuju lokasi, tampak rumput liar, akibat proyek terhenti, dan tidak ada lagi geliat pembangunan di sana. Seolah-olah tidak ada perawatan, di sana tidak ada kantor khusus untuk mengelola operasional waduk.
Sampai di Situ Leutik, begitu menakjubkan terlihat indah perpaduan alam perbukitan dan hutan. Ini patut diandalkan jadi potensi wisata di Kota Banjar.
Tampak infrastruktur berupa waduk, sengaja dibangun sebagai tempat penampungan air yang didedikasikan untuk pengairan, dan tentunya untuk sarana wisata air guna melengkapi objek wisata. Ya memang potensial sekali menjadi obyek wisata bila digarap dengan baik dan serius.
Situ Leutik bisa menjadi obyek wisata baru di wilayah Kota Banjar bagian barat. Nantinya disini bisa dijadikan tempat bersantai, dan pemancingan terbesar di kota Banjar.
Ribuan benih ikan telah ditebar oleh pemerintah kota, kata Unang, warga dusun Cijambu, yang sedang memancing di Situ Leutik, Sabtu (28/06/2014).
“Pepohonan yang ditanam sekarang sudah mulai rimbun, dan ini merupakan daya tarik. Semoga kedepannya kawasan ini akan ramai,” harap Unang.
Unang pun sempat mendengar, bahwa kawasan tersebut akan dilanjutkan pembangunannya.
“Penataan dan pengembangannya saya lihat begitu bagus di youtube, yang digembor-gemborkan sebagai sarana pengairan dan wisata unggulan,” ujarnya.
Dirinya berharap, kawasan ini bisa segera dilanjut pembangunannya Dia mencontohkan dibangun seperti Icakan di Kabupaten Ciamis, dimana lokasinya jauh dari pusat keramaian tetapi banyak didatangi orang.
Saat ini kawasan situ leutik hanya menjadi tempat favorit memancing dan anak muda untuk memadu kasih, atau hanya sekedar melepas penat. Kadang pula ada sekumpulan keluarga yang berwisata kesana.
Pepohonan dan tanaman buah-buahan yang ditanam disana tumbuh dengan baik. Namun sebaiknya, ada satu tanaman buah yang dikhususkan ditanam seperti Manggis. Hal itu ditujukan agar ada ciri khas dan mampu menjadi nilai jual tersendiri.
Dijadikannnya sebagai agrowisata, diharapkan Situ Leutik mengangkat ekonomi masyarakat di sekitarnya. Tentunya, harus ada penuntasan pembangunan. Sehingga anggapan berbagai kalangan masyarakat, proyek ini menggantung dan tidak diketahui kejelasannya.
Apapun yang akan terjadi, kalau ternyata waduk multi fungsi yaitu untuk mengairi sawah. Pihak terkait harus mengusahakan agar waduk benar-benar bisa memberikan manfaat sesuai tujuan utamanya yaitu irigasi.
Dan untuk obyek wisata, mampukah Pemkot Banjar menjadikan Waduk Situ Leutik menjadi Sarana rekreasi/wisata baru dengan melanjutkan pembangunannya.
Serta mampukah instansi terkait memelihara aset berharga ini? soalnya sangat sayang sekali dana yang sudah keluar begitu besar namun tak ada manfaat signifikan bagi warga. (Nanang S/Koran-HR)