Akibat ruang tempat penyimpanan mesin pompa terendam banjir, kini mesin tersebut tidak bisa berfungsi lagi.
Foto: Nanang S/HR.
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Baru saja berfungsi, pompanisasi di Dusun Rancabulus, Desa Rejasari, Kec. Langensari, Kota Banjar, kembali dikeluhkan para petani. Namun kali ini, tidak berfungsinya pompa disinyalir akibat ruangan tempat penyimpanan mesin pompa terendam air.
Seperti dikatakan Suminar, pengelola pompanisasi Rancabulus, kepada HR, Sabtu (16/08/2014). Menurutnya, saat hujan deras beberapa waktu lalu, air dari Sungai Citanduy meluap hingga membanjiri bangunan ruang tempat menyimpan mesin pompa.
“Mungkin waktu pengerjaan kontruksi bangunannya kurang maksimal. Campuran semennya kurang menyebabkan bagian temboknya retak, sehingga ada rembesan air masuk sampai ke dalam. Akibatnya bangunan tergenang air hingga mencapai 3 meter, termasuk mesin pompanya terendam air,” tuturnya.
Diakui Suminar, retakan pada tembok bangunan ruang penyimpan mesin pompa sudah diperbaiki oleh pihaknya, yakni dengan cara melakukan penambalan dan menyedot air di dalam ruangan, tapi bukannya berkurang, malah keluar semburan air. Namun, kata dia, sekarang air sudah menyusut dengan sendirinya.
Karena mesin pompanya sempat terendam beberapa hari, jadi otomatis mesin tersebut mengalami kerusakan dan saat ini tidak bisa digunakan lagi. “Kejadian ini membuat saya bingung. Sebab, oleh petani saya ditekan dan pihak pemdes pun sama menekan saya sebagai pengelola,” ujarnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada Pemkot Banjar melalui Dinas PU agar mesin pompanya diganti. Dia juga berharap kepada dinas terkait supaya menekan pihak CV yang mengerjakan proyek pembangunan ruang tempat penyimanan mesin pompa. Karena, pihak CV harus ikut bertanggung jawab.
Hal serupa dikatakan Kasi. Ekbang Desa Rejasari, Tarman S, saat ditemui HR, Senin (18/08/2014). Menurutnya, pihak pelaksana awal pekerjaan proyek harus ikut bertanggung jawab menyelesaikannya sampai pompanisasi di Rancabulus benar-benar bisa dimanfaatkan oleh petani sawah tadah hujan.
“Sebenarnya kami belum menandatangani surat yang menyatakan penyerahan pekerjaan sudah selesai, hanya baru menandatangani bahwa pemdes telah menerima dana hibah pembangunan irigasi dan pompanisasi Rancabulus dari Dinas PU senilai 671.549.200 rupiah,” kata Tarman.
Sedangkan, pengerjaan perbaikan mesin yang dilakukan teknisi PDAM hanya mengganti dinamo mesin dan piva sepanjang kurang lebih 7 meter yang dipasang mulai dari ruang penyimpanan mesin sampai ke lokasi kedalaman air Sungai Citanduy. Serta memperbaiki kawasan tanah ruang penyimpanan mesin yang hampir longsor, serta membeli beberapa buah bambu.
Sementara Kepala Desa Rejasari, Nanang Sunarya, saat dikonfirmasi HR, Selasa (19/08/2014), membenarkan bahwa mesin pompa kini tidak berfungsi lagi akibat imbas terjadinya banjir pada ruang penyimpanan. Menyikapi permasalahan tersebut, pihaknya akan melakukan musyawarah bersama BPD guna mencari solusi terbaik.
“Yang jelas, karena sudah ada upaya perbaikan pompa oleh Dinas PU dan sempat berfungsi, dan kini terjadi kerusakan kembali, maka untuk perbaikannya akan dipertimbangkan oleh pemdes,” kata Nanang.
Namun, pihaknya mempertanyakan mengenai kontruksi bangunan ruang penyimpanan mesin pompa yang kondisinya seperti itu, dimana bagian temboknya mengalami keretakan yang menyebabkan banjir.
Dengan demikian, pemdes akan segera meyampaikan masalah tersebut kepada Dinas PU untuk dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, termasuk menekan pihak CV supaya harus ikut bertanggungjawab.
“Kami juga tidak mau dibebani hasil proyek yang dianggap kurang optimal, kemudian harus diselesaikan pihak pemdes,” tandas Nanang. (Nanang S/Koran-HR)