Foto: Ilustrasi
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah pengecer gas bersubsidi di wilayah Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menduga bahwa kenaikan harga gas elpiji ukuran 3 kilogram di pasaran, dilakukan oleh oknum yang mendistribusikan gas antara pangkalan ke pengecer.
Nandang, pengecer gas di wilayah Kawali, Selasa (2/9/2014), tidak membantah dugaan tersebut. Menurutnya, ada oknum pengirim atau sopir ‘nakal’ dari pangkalan. Bisa jadi oknum itu dengan sengaja menaikkan harga gas.
“Saya terpaksa jual gas ukuran 3 kilogram dengan harga Rp 20 ribu. Soalnya, saya beli dari penjual atau pengirim Rp 18 ribu. Saya hanya ambil keuntungan Rp 2 ribu,” katanya.
Sementara itu, H. Edi, agen gas di Kawali, Selasa (2/9/2014), mengatakan, kenaikan harga jual gas elpiji lebih disebabkan karena ongkos angkut atau ongkos distribusi membengkak. Dia membenarkan, akhir-akhir ini harga gas elpiji bersubsidi di pasaran masih terbilang mahal.
“Alasannya karena gas ukuran 3 kilogram semakin langka dan sulit didapat. Biasanya, pengiriman dilakukan satu minggu sekali. Sedangkan kini, sudah hampir dua minggu belum juga ada kiriman,” katanya.
Keluhan soal mahalnya harga gas ukuran 3 kilogram juga disampaikan Ijah, ibu rumah tangga di Desa Kawali. Menurutnya, kenaikan harga gas tersbeut sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu.
“Sebelum-sebelumnya, saya membelinya (gas) dengan harga Rp 16 ribu. Sedangkan sekarang harganya mencapai Rp 21 ribu,” ucapnya.
Hal serupa juga dialami oleh Mimi, warga Desa Winduraja, dia berharap Pemerintah Kabupaten Ciamis segera turun tangan untuk menekan harga gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram yang saat ini sudah tidak terkendali di pasaran.
Mimi menengarai kondisi tersebut terjadi lantaran kurang maksimalnya pengawasan dari Pemerintah terhadap distribusi dan pemasaran gas bersubsidi di pasaran. (dji/Koran-HR)