Foto : Ilustrasi
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Penerapan Kurikulum 2013 dinilai menjadikan guru tidak kreatif dan tidak inovatif. Pasalnya, dalam proses belajar mengajar di kelas, guru sangat bergantung pada kurikulum tersebut. Sehingga, keadaan itu malah mematikan kompetensi yang dimiliki oleh guru.
Hal itu dikatakan Komite SMP Negeri 8 Banjar, Ir. Asep Purwanto, MM., kepada HR, Kamis (04/09/2014). “Tehnik mengajar yang cukup berbeda dalam penerapan Kurikulum 2013. Guru sangat bergantung pada kurikulum itu terlihat saat implementasi dalam kegiatan belajar di kelas. Jadi timbul sebuah pertanyaan, dari mana kualitas pendidikan harus dimulai, dari gurunya atau kurikulumnya,” tanya Asep.
Lanjut dia, bila dinilai lebih jauh lagi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jauh lebih baik daripada Kurikulum 2013. Sebab, dirinya tidak menemukan hal-hal yang luar biasa dari pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Ketiga penilaian itu sudah ada dalam KTSP sehingga bukan merupakan hal yang dianggap baru. Justru dengan Kurikulum 2013 guru jadi terbelenggu dan mematikan improvisasinya.
“Akhirnya saya berani mengatakan bahwa ternyata KTSP jauh lebih baik dari Kurikulum 2013. Guru menjadi jauh lebih kreatif dan mampu mengembangkan dirinya dalam pembelajaran yang menyenangkan,” ujar Asep.
Kepala SD Negeri 1 Muktisari, Kec. Langensari, Kota Banjar, Drs. Suryana Aritriana, membenarkan mengenai hal itu. Namun, guru di lingkup sekolahnya tetap harus siap menjalankan ketentuan Kurikulum 2013. Meskipun belum semua guru mendapatkan pelatihan dan buku yang digunakanpun belum seutuhnya diterima oleh pihak sekolah.
“Apa yang menjadi ketentuan Kurikulum 2013 telah kami laksanakan dengan keterbatasan yang ada. Meski sudah menginjak bulan September, tapi kami masih menggunakan buku tema 1 sebagai bentuk pengulangan pengajaran sambil menunggu tema berikutnya dikirim,” katanya.
Selain itu, guru yang ada di sekolahnya pun belum semua mendapatkan pelatihan. Namun, berdasarkan informasi, bahwa pada bulan September ini akan ada beberapa guru di wilayah Gugus Langensari yang akan mendapatkan pelatihan. (Nanang S/Koran-HR)