Foto: Ilustrasi
Banjar (harapanrakyat.com),-
Sebanyak 90 orang petugas pemilah sampah yang bekerja di lima titik Tempat Pembuangan Sampah (TPS), mendapatkan jatah susu dari Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKTLH) Kota Banjar.
Menurut Kasi. Lingkungan Hidup, Dyah Shinta Asri, hal itu dilakukan agar para petugas pemilah terjaga keselamatannya dari segi kesehatan. Sebab, mereka bekerja di tempat sampah yang notabene sarang penyakit. Dimana di dalam sampah tersebut terkandung gas metan, selalu ada lalat, dan aroma bau.
“Itu semuanya berisiko tinggi terhadap kesehatan pemilah sampah. Maka dari itu, agar kesehatannya selalu terkontrol dan terjaga, kami lakukan pembagian secara rutin minuman berupa susu. Tujuannya untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap timbulnya serangan penyakit. Yang jelas kami akan selalu mengontrol kesehatan petugas pemilah sampah,” katanya, usai membagikan honor dan susu ke petugas di TPS Terminal, Kamis (02/10/2014).
Dyah menyebutkan, bahwa program pemberian susu dan fasilitas kesehatan lainnya yang diberikan rutin ini diharapkan juga dapat mencegah penyebaran penyakit, seperti batuk, influenza, bahkan TBC.
Selain rutin membagikan susu, pihaknya juga selalu mengingatkan agar dalam setiap menjalankan aktifitasnya, para petugas harus menggunakan masker. Untuk kedepannya, DCKTLH juga berjanji akan terus memperhatikan dan memberikan fasilitas kesehatan lainnya.
“Pemilah sampah bekerja setiap harinya dari jam 07.30 sampai jam 14.30 dengan honor yang diterima perbulan sebesar 500 ribu rupiah,” ujarnya.
Lanjut Dyah, kegiatan yang dilakukan pemilah sampah ini merupakan program penanganan sampah berbasis 3 R, yaitu sebuah konsep penanganan sampah dengan cara, mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah mulai dari sumbernya.
Sejak program tersebut dijalankan, volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mulai berkurang. Hal itu dapat terlihat dari jumlah penarikan yang sebelumnya mencapai 17 rit perhari, sekarang perharinya hanya 9 rit saja.
“Mudah-mudahan program ini bisa terus berlanjut, karena sesuai anggaran yang ada baru ditentukan sampai Desember 2014,” harap Dyah.
Sementara itu, salah satu petugas pemilah sampah di TPS Cibodas, Neni (46), mengaku, dirinya merasa senang bisa bekerja menjadi pemilah sampah. Karena menurut Neni, upah yang didapatnya cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Neni berharap, program kegiatan yang digulirkan pemerintah melalui DCKTLH ini dapat terus berlanjut, sehingga dirinya bersama sesama petugas pemilah juga bisa terus bekerja.
“Saya merasa senang bekerja seperti ini, walaupun berbaur dengan sampah. Selain mendapat upah, pemerintah juga selalu memperhatikan kesehatan kami,” kata Neni. (Nanang S/Koran-HR)