Ilustrasi
Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Kalangan pelajar atau siswa-siswi yang bersekolah di kawasan Objek Wisata Pantai Pangandaran, Jawa Barat masih terbilang rawan terlibat pergaulan bebas dan narkoba. Untuk itu, perlu pengawasan yang ekstra agar para siswa atau pelajar tidak terjerumus di kemudian hari ke dalam pergaulan bebas dan narkoba. Kepala SMK Putera Pangandaran, Nadji Heryadi, Senin (6/10/2014), mengakui, lingkungan sekolah yang berada di daerah Obyek Wisata Pangandaran sangat rawan terhadap kehidupan pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang.
Nadji mengungkapkan, keinginan pihaknya tidak berbeda jauh dengan keinginan para orang tua siswa. Sekolah dan orang tua ingin anak didiknya memiliki sikap dan prilaku yang baik, lulus dan berakhlak mulia, serta bertanggungjawab.
“Peran orang tua sangatlah penting. Keterlibatan orang tua harus lebih dioptimalkan. Tapi terkadang ada orang tua yang justru bisa dipengaruhi oleh anaknya dalam hal pergaulan. Bila itu terjadi, sekolah jangan dicap jelek,” tutur Nadji.
Saat ini, kata Nadji, jumlah siswa SMK Putera Pangandaran, mencapai sekitar 460 orang. Program jurusan yang disediakan sekolah antara lain, akuntasnsi, administrasi perkantoran, dan multimedia.
Nadji menambahkan, dalam rangka mengantisipasi keterlibatan siswanya dalam pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obat terlarang, pihak sekolah melakukan sejumlah upaya preventif. Diantaranya, memantau tempat kos-kosan siswa, menampung informasi dengan menugaskan beberapa guru untuk mengawasi lingkungan, memanggil orang tua siswa bila kedapatan si anak bermasalah.
Kemudian, kata Nadji, mensosialisasikan soal rambu-rambu pergaulan pelajar di lingkungan objek wisata, terakhir menindak tegas siswa yang melanggar ketentuan yang disarankan pihak sekolah.
“Bila ada yang melanggar, sekolah akan memberikan peringatan. Biasanya setelah itu, siswa yang bersangkutan mengundurkan diri,” ujarnya.
Eti Komiati, siswi kelas 3 SMK Putera, mengatakan, sekolah di lingkungan obyek wisata sangat besar godaannya. Soalnya siswa dapat membaur dengan pergaulan para wsatawan baik lokal maupun mancanegara.
“Sekolah di kawasan obyek wisata sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan. Kalau tidak ada aturan yang ketat dari sekolah, maka kita akan gampang ikut-ikutan, apalagi kalo di lingkungan kos-kosan, biasanya sangat rentan ikut pergaulan bebas,” jelas Eti. (Mad/Koran-HR)