Batu totok milik Ali Kuswon yang sudah bersedimentasi sekitar 100 tahun dipamerkan di Festival Sawala Jangjawokan yang diselengarakan di Desa Kertajaya Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Rabu (5/11/2014). Foto: Entang Saeful Rachman/HR
Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Festival Sawala Jangjawokan yang diselengarakan di Desa Kertajaya Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Rabu (5/11/2014), mendapat sambutan baik dari sejumlah kalangan.
Penjabat Bupati Pangandaran, Endjang Naffandi, saat memberikan sambutan, mengaku sangat mengapresiasi kegiatan Festival Sawala Jangjawokan tersebut. Menurut dia, selain menggali aneka budaya buhun, festival ini juga menggali aneka benda bersejarah.
Festival itu kata Endjang perlu dipertahankan karena bisa menjadi salah satu destinasi wisata di masa yang akan datang.
Ali Kusyono, peserta festival, mengaku sengaja membawa benda-benda yang memiliki nilai historis. Salah satunya batu totok yang sudah bersedimentasi sekitar 100 tahun. Batu totok itu dia temukan di Sungai Citanduy sekitar 3 tahun lalu.
Menurut Kusyono, batu tersebut pernah diminta Departemen Antropologi Jakarta untuk dites di Laboratorium, namun Kusyono tidak memberikannya. Alasannya karena dia pernah mengalami permintaan serupa, tapi batu bernilai sejarah itu tidak dikembalikan.
Kusyono menuturkan, batu antik itu akan dia sumbangkan ke Pemerintah Kabupaten Pangandaran untuk dimusieumkan. Selain batu totok, dia juga memamerkan sebuah batu akik yang usianya sudah 50 tahun. Batu akik tersebut merupakan warisan keluarga. (Ntang/R4/HR-Online)