Selasa, Mei 13, 2025
BerandaBerita BanjarIni Tanggapan Element Masyarakat Soal Kasus Guru Tampar Murid di Banjar

Ini Tanggapan Element Masyarakat Soal Kasus Guru Tampar Murid di Banjar

Ade Komara (35), orang tua Sondi Prilian (14), Siswa kelas 9E korban penamparan guru, menunjukkan secarik kertas yang bertandatangan diatas materai sebagai pertanda islah dari kedua belah pihak, Senin, (17/11/2014). Foto: Hermanto/HR

Ade Komara (35), orang tua Sondi Prilian (14), Siswa kelas 9E korban penamparan guru, menunjukkan secarik kertas yang bertandatangan diatas materai sebagai pertanda islah dari kedua belah pihak, Senin, (17/11/2014). Foto: Hermanto/HR

Banjar, (harapanrakyat.com),-

Peristiwa tindakan kekerasan guru terhadap anak didiknya di sekolah mendapat sorotan dari sejumlah kalangan. Pasalnya, kejadian tersebut dinilai telah mencoreng dunia pendidikan di Kota Banjar.

Seperti dikatakan Ketua ormas GERAM, Deni Mulyadi. Menurutnya, jika seorang guru sudah melakukan tindakan kekerasan terhadap muridnya, dikhawatirkan kedepan dunia pendidikan akan terus diwarnai oleh kekerasan. Bahkan, bukan tidak mungkin akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang suka kekerasan.

“Di zaman seperti sekarang ini, seorang tenaga pendidik tidak perlu lagi melakukan tindakan kekerasan terhadap siswa-siswinya. Karena, pendidikan dengan tindakan kekerasan tersebut akan berdampak negatif bagi perkembangan anak,” kata Deni.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua II Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Banjar, Wahidan, menilai, permasalahan tersebut menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan di Kota Banjar.

Seharusnya guru tidak perlu menegur peserta didiknya dengan menggunakan cara kekerasan, sebab masih banyak cara-cara lain yang lebih efektif dan mendidik. “Seorang guru tidak pantas melakukan tindakan kekerasan ala preman,” tegasnya.

Wahidan menilai, tindakan seorang guru dalam rangka pembinaan atau penegakan disiplin yang terlalu over terhadap peserta didik, jelas hal itu telah melanggar Undang Undang Perlindungan Anak.

Menanggapi adanya kasus kekerasan oknum guru terhadap muridnya, Anggota DPRD Kota Banjar, Budi Sutrisno, angkat bicara. Ia mengaku sangat prihatin dengan maraknya tindak kekerasan di sekolah.

Namun, dalam permasalahan itu pihak penegak hukum dinilai kurang menjunjung tinggi supremasi hukum, dan ini bukti akibat lemahnya penegak hukum di wilayah Kota Banjar.

Menurut Budi, oknum guru yang melakukan tindakan kekerasan terhadap muridnya harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Karena, dengan sanksi tegas nantinya akan memberikan efek jera bagi guru-guru lainnya.

“Ini bukan persoalan sepele, tapi ini sudah mencoreng nama baik dunia pendidikan di Kota Banjar, karena pendidikan identik menciptakan manusia-manusia cerdas dan berakhlak mulia, bukan malah menciptakan orang yang suka kekerasan,” ujarnya.

Budi meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjar, untuk melakukan pembinaan kepada seluruh guru, serta wajib ditanamkan kepada mereka bahwa guru adalah pendidik yang akan mencetak, atau menciptakan generasi bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia.

Jangan sampai dunia pendidikan malah mencetak manusia yang suka dengan tindak kekerasan. Selain itu, semua permasalahan kekerasan harus menjadi perhatian bagi penegak hukum setingkat di atasnya.

“Segala bentuk tindak kekerasan jangan sampai terus terulang, dan perlu dicatat bagi para penegak hukum, hukum tidak bisa ditukar dengan uang,” tegas Budi.

Di tempat terpisah, Kabid. Dikdas Disdik Kota Banjar, Drs. Sajudin, saat dikonfirmasi HR, Senin (17/11/2014), mengaku, dirinya belum mendapat laporan dari pihak sekolah yang bersangkutan.

“Kami belum mendapat laporan dari pihak sekolah tersebut, sehingga belum mengetahui permasalahannya,” ujarnya.

Namun demikian, Sajudin sangat menyesalkan jika ada guru yang masih melakukan tindakan kekerasan terhadap anak didiknya. Sebab, hal itu jelas sangat tidak dibenarkan dalam dunia pendidikan. (Hermanto/Liputan Khusus Koran HR Edisi 19 November 2014)

Berita Terkait:

Makan Kwaci di Kelas, Siswa SMP N 7 Banjar Digampar Guru

Diwarnai Kericuhan, Islah SMP N 7 Banjar & Orang Tua Korban Penamparan Guru

(Kasus Kekerasan di SMPN 7 Banjar) Gampar Dulu, Islah Kemudian

Tradisi Ngalaksa 2025

Tradisi Ngalaksa 2025 Resmi Dibuka, Jadi Simbol Kejayaan Budaya Sunda di Rancakalong Sumedang

harapanrakyat.com,- Upacara Tradisi Ngalaksa 2025 yang dilaksanakan di Dusun Rancakalong, Desa Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, resmi dibuka Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan,...
AC Mobil Elektrik, Teknologi Hemat Energi untuk Mobil Masa Depan

AC Mobil Elektrik, Teknologi Hemat Energi untuk Mobil Masa Depan

Seiring meningkatnya adopsi kendaraan listrik, kebutuhan akan sistem penyejuk udara yang efisien dan ramah lingkungan juga semakin mendesak. Salah satu inovasi yang menjawab kebutuhan...
Antonio dan Zoe Putus, Akhir Cinta Sejati yang Kandas Karena Perbedaan Agama

Antonio dan Zoe Putus, Akhir Cinta Sejati yang Kandas Karena Perbedaan Agama

Kabar mengejutkan datang dari pasangan selebriti muda, Antonio dan Zoe putus setelah menjalin hubungan selama empat tahun. Keduanya dikenal publik sebagai pasangan yang mesra...
Mengetahui Penyebab Fenomena Likuifaksi dan Dampaknya

Mengetahui Penyebab Fenomena Likuifaksi dan Dampaknya

Likuifaksi sangat erat kaitannya dengan peristiwa alam yang terjadi di sekitar dan dapat disaksikan secara langsung secara kasat mata. Akan tetapi, tidak banyak orang...
Olla Ramlan Hapus Postingan Instagram

Olla Ramlan Hapus Postingan Instagram, Sinyal Lepas Hijab?

Dalam beberapa hari terakhir, media sosial lagi-lagi heboh karena tindakan mengejutkan dari artis dan model ternama Olla Ramlan. Olla Ramlan hapus postingan Instagram miliknya,...
Uang Jajan Kenzy Taulany, dari Rp100 Ribu Hingga Rp2 Juta per Minggu

Uang Jajan Kenzy Taulany, dari Rp100 Ribu Hingga Rp2 Juta per Minggu

Uang jajan Kenzy Taulany rupanya tak serta-merta banyak. Siapa yang tidak kenal dengan Kenzy Taulany? Aktor Indonesia sekaligus Youtuber tersebut merupakan putra kedua dari...