Agun Gunanjar Sudarsa
Jakarta, (harapanrakyat.com),-
Anggota Tim Penyelamat Partai Golkar, Agun Gunanjar Sudarsa, mengingatkan kepada seluruh peserta Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang digelar di Bali tanggal 30 November sampai 3 Desember 2014, agar jangan terlalu percaya mendengarkan pidato Aburizal Bakrie (ARB). Karena sesungguhnya ARB banyak memutarbalikan fakta. Dia pun membeberkan raport buruk ARB selama memimpin partai berlambang pohon beringin ini.
Agun mencontohkan, sidang Komisi A persiapan Munas diputuskan secara sepihak, dimana diketok dalam posisi banyak peserta Rapimnas yang memprotes dengan posisi berdiri. Selain itu, keputusan diambil tanpa meminta persetujuan lebih dahulu dari peserta sidang komisi.
“Akhirnya, saat itu terjadi keributan yang hampir chaos. Begitupula dalam rapat pleno DPP tanggal 24 dan 25 November dengan agenda persiapan Munas. ARB tidak dapat menyelenggarakan sampai tuntas,” katanya, dalam keterangan persnya yang dikirim ke redaksi HR Online, Senin (01/12/2014).
Akhirnya, kata Agun, rapat pleno waktu itu berlanjut dengan 2 versi. Pertama dilanjutkan oleh Theo Sambuaga yang dalam tempo sekitar 2 menit mengetok Munas tanggal 30 November di Bali tanpa minta persetujuan pengurus pleno sebagai peserta rapat yang memegang kedaulatan tertinggi yang bersifat kolektif.
Setelah terjadi keributan, kata Agun, rapat berlanjut oleh Waketum Agung Laksono atas desakan peserta rapat, yang memutuskan mosi tidak percaya terhadap ARB dan menonaktifkan sebagai Ketum. Juga dalam waktu yang sama sekaligus membentuk Tim Penyelamat Partai.
“Kepada seluruh Peserta Munas di Bali, saya ingatkan, mana realisasi KTA Partai Golkar berasuransi? Kenyataannya pihak Asuransi tdk mau bayar. Karena uang premi yang dibayarkan oleh masing-MASING anggota,pengurus dan anggota DPR tidak disetorkan ke pihak Asuransi,” tegasnya.
“Lalu mana realisasi bantuan rutin untuk DPD, lalu mana janji dana abadi Rp. 1 Trilyun untuk kelangsungan hidup Partai, lalu mana Gedung berlantai lantai untuk DPP, semua tak ada yang terealisir dengan baik dan benar. Belum lagi janji bantuan untuk sukses pileg 2014 yang nyatanya tidak ada,” tegasnya lagi.
Agun mengatakan, untuk melanggengkan kekuasan ARB, kemudian dibuat rekayasa sedemikian rupa pada Munas yang tengah berlangsung di Bali hari ini, dimana segalanya sudah diatur tanpa dirapatkan terlebih dahulu.
“Penyelenggaranya, Pimpinan sidangnya, materinya, tata tertibnya, semua penuh rekayasa. Kepada seluruh DPD sekarang saatnya untuk jujur dan berani menyelamatkan partai dari oligarki yang penuh tekanan dan ancaman. Gunakanlah kesempatan baik ini,” pungkasnya. (Bgj/R2/HR-Online)