Peta lokasi pembangunan jembatan Cihaurbeuti-Indihiang. Foto: Bappeda Ciamis untuk HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Pemkab Ciamis, Pemkab Tasikmalaya dan Pemkot Tasikmalaya, tampaknya serius menjalin kerjasama dalam merealisasikan jembatan penghubung di wilayah perbatasan antar daerah. Ketiga daerah ini menargetkan realisasi pembangunan dua jembatan tersebut bisa dimulai tahapannya pada tahun 2015 mendatang.
Dari hasil rapat koordinasi yang digelar di kantor Bappeda Ciamis, Senin (15/12/2014), ketiga daerah ini bersepakat bahwa kerjasama pembangunan dua jembatan di perbatasan tersebut akan diawali dengan nota kesepakatan yang ditandatangani oleh masing-masing kepala daerah. Hal itu dilakukan agar perencanaan hingga pelaksanaan terencana dan terkonsep dengan baik.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kabupaten Ciamis, Drs. H. Kusdiana, MM, didampingi Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Ciamis, H. Tino Armyanto, ST, M.Si dan Kasubid Sarana dan Prasarana Bappeda Ciamis, Dodi Kuswandi, ST, mengatakan, rencana pembangunan dua jembatan di perbatasan ini lokasinya berada di dua daerah.
“Pertama, rencana pembangunan jembatan Benteng- Manonjaya, titik lokasinya berada di bentangan Sungai Citanduy yang berada di daerah Kelurahan Benteng Kecamatan Ciamis dengan Kecamatan Manonjaya. Pembangunan jembatan ini merupakan kerjasama antara Pemkab Ciamis dengan Pemkab Tasikmalaya,” ujarnya, kepada HR, Senin (15/12/2014).
Kedua, lanjut Kusdiana, rencana pembangunan jembatan Cihaurbeuti-Indihiang, titik lokasinya berada di bentangan Sungai Citanduy, yang berada di Desa Sukahaji, Kecamatan Cihaurbeuti dengan Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Pembangunan jembatan itu merupakan kerjasama antara Pemkab Ciamis dengan Pemkot Tasikmalaya.
Kusdiana mengatakan, kerjasama antar daerah ini akan diawali dengan penandatanganan nota kesepakatan yang dilakukan oleh Bupati Ciamis dengan Bupati Tasikmalaya dan Bupati Ciamis dengan Walikota Tasikmalaya.
“Masing-masing daerah sudah mengkaji dan menganalisa terkait keuntungan kerjasama tersebut. Dari paparan masing-masing daerah, terungkap bahwa pembangunan dua jembatan ini akan memberikan keuntungan baik secara pelayanan maupaun ekonomis bagi masing-masing daerah,” terangnya.
Menurut Kusdiana, tujuan dibangunnya dua jembatan tersebut, selain di daerah perbatasan itu belum berdiri jembatan permanen, juga bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara Kabupaten Ciamis dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis dengan Kota Tasikmalaya, baik di bidang ekonomi, sosial dan budaya.
“Semangat kerjasama ini, yakni memiliki kepentingan yang sama dalam menciptakan pusat pertumbuhan baru. Seperti contoh, kami menilai bahwa daerah Lingkar Selatan yang tak jauh dari titik jembatan Benteng-Manonjaya, sangat prospek untuk dikembangkan sebagai kawasan dan jalur ekonomi,” ujarnya.
“Begitupun Kabupaten Tasikmalaya, yang berkepentingan untuk menghidupkan Lingkar Manonjaya sebagai jalur ekonomi yang dihubungkan dengan jalur Lingkar Selatan Ciamis melalui pembangunan jembatan tersebut,” terangnya menambahkan.
Di tempat yang sama, Kasi Sarana dan Prasarana Bappeda Ciamis, Dodi Kuswandi, ST, mengatakan, rencana pembangunan dua jembatan tersebut akan direalisasikan dalam 4 tahun anggaran. Tahun pertama akan dimulai pada tahun 2015, dengan agenda pembuatan FS (Feasibility Study) atau uji kelayakan dan pengkajian Amdal (Analisa Dampak Lingkungan).
“Pada saat pembuatan FS dan Amdal nanti akan menghasilkan titik jembatan berada di lokasi mana. Meski sudah ditetapkan akan dibangun di daerah Benteng, misalkan, namun titiknya belum ditentukan, karena harus menunggu hasil uji kelayakan dan Amdal selesai,” katanya.
Pada tahun kedua atau tahun 2016, lanjut Dodi, akan dilakukan analisis DED (Detail Engeneering Design) dan pembebasan lahan di sekitar lokasi pembangunan jembatan di masing-masing daerah. Juga akan dilakukan pembuatan FS, Amdal dan pembebasan lahan untuk proyek pembangunan jalan penghubung menuju jembatan.
“Masing-masing daerah pun sama memiliki proyek pembangunan jalan menuju jembatan. Hanya, jalan yang dibangun oleh Ciamis lebih panjang, karena akan membuka berbagai akses menuju jembatan tersebut,” terangnya.
Pada tahun ketiga atau tahun 2017, dilanjutkan dengan agenda pembangunan fisik jembatan Benteng- Manonjaya dan jembatan Cihaurbeuti- Indihiang. Pada tahun ini pun diagendakan pengkajian DED untuk jalan penghubung menuju jembatan.
“Setelah pembangunan fisik jembatan selesai pada tahun 2017, kemudian pada tahun berikutnya (tahun 2018) akan dilanjutkan dengan pembangunan fisik akses jalan menuju jembatan. Dengan begitu, proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2018 mendatang,” katanya.
Untuk anggaran pembiayaan mega proyek tersebut, kata Dodi, selain menggunakan dana dari APBD masing-masing daerah, juga akan dibantu oleh anggaran APBD Provinsi Jawa Barat. “ 3 daerah ini nanti akan mengajukan bersama-sama ke Pemprov Jabar untuk membantu anggaran guna merealisasikan proyek dua jembatan tersebut,” pungkasnya. (Bgj/Koran-HR)