Ini bongkahan batuan permata yang berasal dari Sungai Kawasen, Banjarsari. Batu ini dibandrol mulai Rp 700 ribu sampai Rp 5 juta perkilogramnya. Photo : Entang SR/ HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Seiring dengan kegemaran masyarakat luas mengkoleksi batuan permata, ternyata wilayah Kawasen, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, memiliki sumber bebatuan yang belakangan ini dicari para kolektor. Tren baru kemudian muncul di tengah masyarakat tentang batu kawasen. Harga batu kawasen inipun lantas meroket.
Ojak, pengrajin batu akik asal Dusun Neglasari RT 07 RW 02, Desa Banjarsari, mengatakan, batu kawasen memiliki keindahan dan keunikan tersendiri yang terletak pada motif dan warnanya.
“Batu kawasen lebih being disertai warna dan motif yang eksotik. Wajar, bila kini harga batu kawasen menjadi sangat mahal,” katanya.
Dalam sehari, Ojak mengaku dapat membuat sebanyak 25 biji batu untuk cincin (ali). Diapun mematok hasil pekerjaannya mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp. 1,5 juta. “Tergantung bobot bahan dan keunikan batu tersebut,” katanya.
Senada dengan itu, Rizki, warga Dusun Kawasen, mengatakan, batuan permata asal Kawasen beragam jenisnya, mulai dari pancawarna, sulaeman, sarang tawon dan yang lainnya. Bahan batu kawasen yang masih berbentuk bongkahan dibandrol mulai Rp 700 ribu sampai Rp 5 juta perkilogram.
“Apalagi setelah beberapa kali keluar sebagai juara 1 pada kontes batu ali, baik lokal maupun nasional, seperti pada kontes yang diselenggarakan di Pamulang Square Jakarta, batu kawasen jenis pancawarna berhasil meraih juara 2,” katanya.
Ade Supriatna, warga RT 13 RW 03, Dusun Batukurung, Kawasen, mengatakan, hampir setiap hari, banyak orang yang berdatangan untuk mencari bahan batuan permata di Sungai Kawasen dan Sungai Batukurung.
Sekdes Desa Kawasen, Nanang, Selasa (3/2/2015), mengaku bersyukur di wilayahnya terdapat kekayaan alam berupa batuan permata. Hanya saja, dia menyayangkan, eksploitasi batuan permata tersebut dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik, bisa berdampak terhadap kerusakan lingkungan.
Untuk itu, Nanang berharap, masyarakat bersama-sama pemerintah desa menjaga dan melestarikan kekayaan alam yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Kawasen dan Batukurung. (Ntang/Koran-HR)