Engkus, petani asal Desa Mekarjaya, Kecamatan Baregbeg, menujukan padi yang mati diserang hama. Photo : Eli Suherli/ HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah petani di Kabupaten Ciamis harus rela tidak bisa merasakan masa panen pada musim sekarang ini. Hal itu diakibatkan lantaran banyak tanaman padi yang diserang hama dan kondisi tanaman padi mengering.
“Kejadian ini sangat dirasakan sekali oleh petani. Dikala harga beras di pasaran melambung tinggi, sementara yang biasanya menikmati masa panen dalam setahun tiga kali, kini tidak bisa dan malah gigit jari,” ujar Sarjono petani asal Desa Mekarjaya, Kecamatan Baregbeg, ketika ditemui HR, Selasa (3/3/2015).
Dikatakan Jono, kejadian gagal panen baru terjadi pada masa tanam ketiga. Menurut dia, dua kali masa panen sebelumnya tidak mengalami kegagalan. Padahal, jenis padi yang ditanam juga sama dengan musim sebelumnya.
Adapun jenis padi yang ditanam saat ini, kata Sarjono, adalah jenis padi Ciherang yang memang tidak mudah diserang hama. Sementara serangan hama terjadi pada saat padi sudah “rampak” keluar dengan umur padi dua bulan.
“Serangan hama terjadi ketika padi berumur dua bulan dan bulir padi sudah berisi. Satu persatu tanaman padi berubah warna dari hijau menjadi kekuningan, mulai dari daun hingga batang padi,” ujarnya.
Ketika serangan hama terjadi, Sarjono mengaku mencoba untuk menyelamatkan padi dengan memberikan kembali pupuk dengan cara disemprotkan, ada juga yang menggunakan cairan dari daun bako, hingga menggunakan detergen, akan tetapi itu tidak berhasil mengusir hama.
“Saya khawatir apabila menggunakan pupuk kimia ketika serangan hama pada padi yang sudah keluar dengan umur 1 hingga 2 bulan, biasanya akan kurang bagus pada hasil bulir padi ketika panen, namun sekarang sebaliknya batang padi dan bulir padi mengering,” katanya.
Dengan kejadian ini lanjut Sarjono, dirinya hanya bisa pasrah dengan melihat kondisi tanaman padi miliknya sudah tidak bisa dipanen. Dia berharap untuk masa tanam selanjutnya bisa panen kembali.
Senada dengan itu, Engkus, petani Desa Mekarjaya, Selasa (3/3/2015), mengatakan, jenis tanaman padi yang ditanamnya adalah jenis bibit `Cigeulis’ pemberian pemerintah yang dia beli dari kelompok tani.
“Disini (Mekarjaya), semua petani menanam bibit padi cigeulis. Tapi ternyata, bibit padi Cigeulis tidak tahan dari serangan hama. Padahal sudah dua kali diberi pupuk kimia,” ujarnya.
Engkus menuturkan, kegagalan panen kali ini terjadi saat pemerintah menyarankan agar petani menggunakan bibit ‘Cigeulis’. Dia mengaku, ketika petani masih menggunakan bibit padi Ciherang, kejadian gagal panen tidak terjadi.
Kini, lanjut Engkus, hampir seluruh tanaman padi miliknya mengering dan mati. “Biasanya jika diserang hama wereng, batang padi patah-patah. Tetapi ini tidak. Namun memang pertumbuhan tanaman tidak normal, meski sudah mengeluarkan bulir. Hanya saja, lama-lama batang padi menghitam dan mati,” jelasnya.
Engkus mengaku belum mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman padi miliknya. Namun dia menduga, kematian tanaman padi itu dipicu juga kondisi kandungan dalam tanah sawah. Meski begitu, dia berharap pemerintah segera turun ke lapangan untuk membantu petani mencarikan solusi. (es/Koran-HR)