Gunungan Limbah Pabrik Tepung Aren di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Foto: Dokumentasi HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Di saat tim gabungan terpadu dari Dinas Satpol PP, Kodim dan Polres Ciamis, melakukan penutupan paksa terhadap 3 pabrik tepung aren yang berada di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing dan Desa Petirhilir, Kecamatan Barebeg, karena belum membangun Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL), namun ternyata di tempat lain Pemkab Ciamis malah akan menganggarkan pembangunan IPAL untuk penanganan limbah pabrik tahu di Desa Muktisari, Kecamatan Cipaku.
Terkait adanya rencana tersebut, Anggota Komisi I DPRD Ciamis, Nanang Permana, memprotes keras. Dia menegaskan, apabila Pemkab menganggarkan IPAL untuk penanganan limbah pabrik tahu, tidak menutup kemungkinan pabrik lainnya pun akan menuntut hal yang sama.
“Ada sebuah ironi di sini. Di saat pabrik tepung aren ditutup secara paksa karena tidak memiliki IPAL, tetapi kenapa Pemkab malah menganggarkan pembangunan IPAL untuk pabrik tahu di Cipaku. Ini jelas diskriminasi. Dan saya minta rencana itu dibatalkan, kerena tidak berkeadilan,” tegasnya, kepada HR Online, Senin (22/06/2015).
Nanang menegaskan, konteks masalah yang terjadi di Desa Muktisari dan Desa Kertaharja ada kemiripan, yakni masalah pencemaran limbah yang diprotes oleh masyarakat sekitar. “ Meski masalahnya mirip, tapi kenapa dalam penyelesaiannya berbeda. Di Kertaharja Pemkab bersikap tegas. Tetapi, di Desa Muktisari malah sebaliknya. Saya malah curiga ada apa ini sebenarnya,” tegasnya.
Menurut Nanang, pembuatan IPAL merupakan tanggungjawab pengusaha. Dan bukan tanggungjawab pemerintah. “ Makanya, saya tegaskan Pemkab harus segera membatalkan rencana membangun IPAL pabrik tahu di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku. Kalau tidak dibatalkan, saya jamin akan timbul gejolak dari para pemilik pabrik tahu atau pabrik tepung aren lainnya,” tegasnya. (es/R2/HR-Online)
Berita Terkait
Langgar Kesepakatan, 3 Pabrik Tepung Aren di Ciamis Ditutup Paksa
Pabrik Tepung Aren di Ciamis Ditutup Paksa, Ini Protes dari Pemiliknya