Satrio (10), siswa SLB di Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, mengalami cacat fisik dengan tidak memiliki kedua kaki dan tangan. Foto: Edji Darsono/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Satrio (10), bocah yang mengalami cacat fisik dengan tidak memiliki kedua tangan dan kaki ini ternyata memiliki keinginan yang belum kesempaian.Karena sebelumnya pernah dikunjungi mantan Bupati Ciamis, H. Engkon Komara, dia kini malah ketagihan ingin bertemu lagi dengan sang bupati.
Tak disangka, Satrio ternyata sudah tahu bahwa Engkon Komara sudah berhenti menjabat sebagai Bupati Ciamis, dan kini dia ingin dikunjungi oleh Bupati Ciamis, H. Iing Syam Arifin.
“Satrio kangen ingin bertemu dengan Bupati Ciamis. Soalnya, ketika dia masih berusia 6 dan 7 tahun, Bupati Ciamis selalu datang berkunjung,” kata Mimi, ibu kandung Satrio, kepada Koran HR, di rumahnya, di Dusun Cibogor RT 08/RW 01 Desa Panawangan, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Senin (08/06/2015) lalu.
Menurut Mimi, alasan Satrio ingin bertemu dengan Bupati Ciamis, karena dia ingin mencurahkan segala harapan dan keinginannya kepada orang nomor satu di Kabupaten Ciamis itu. Mimi menambahkan, saat ini anaknya (Satrio) sudah bersekolah di SLB Panawangan.
“Kami tidak menampik, Satrio pernah mendapat bantuan sebuah kursi roda dari Australia, melalui Pemerintah Kabupaten Ciamis. Kini, dia ingin sekali bertemu dengan Bupati,” ucapnya.
Mimi juga mengatakan anaknya memiliki semangat kuat untuk bersekolah. Bahkan, anaknya selalu meminta disekolahkan di sekolah umum. “ Meski tahu hari libur, tetapi Satrio selalu memaksa untuk pergi ke sekolah. Mungkin dia terlalu bersamangat,” katanya.
Menurut Mimi, Satrio tak pernah merasa minder dengan kekurangan fisiknya. Karena, lanjut dia, dirinya sudah menanamkan prinsip kepada anaknya dari kecil bahwa semua manusia pasti ingin hidup sempurna secara fisik, tetapi apapun yang diberi sang kuasa harus tetap disyukuri.
“Karena ini semua merupakan khendak Allah SWT. Dan kita tak perlu meratapi kekurangan tersebut. Prinsip-prinsip itu sudah tertanam di anak saya. Makanya dia tak minder dan terus bersemangat menjalani hidup,” ucapnya.
Hal senada dikatakan Ayah Satrio, Wawan. Dia menambahkan, kekurangan fisik anaknya tak membuat dirinya sebagai orang tua merasa malu dan minder. “ Justru saya sangat bangga dengan anak saya. Meski keadaannya seperti itu, tetapi dia tetap semangat bersekolah dan memiliki ketekunan dalam belajar,” ujarnya.
Wawan berharap, Pemerintah Kabupaten Ciamis menyediakan pusat keterampilan bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Dengan begitu, ketika dewasa nanti, ABK ini dapat hidup mandiri. “Salah satunya Satrio, meski memiliki kekurangan, dia masih memiliki semangat besar untuk belajar dan sekolah,” katanya. (Dji/Koran-HR)