Bagian pasangan tembokan PTS Cibulan dibiarkan kosong atau tidak ditimbun tanah. Warga khawatir, bila diterjang banjir PTS itu ambrol. Photo : Eji Darsono/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Pembuatan Proteksi Tebing Sungai (PTS) Cibulan di Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menuai kontroversi. Pasalnya, warga khawatir bangunan PTS itu akan roboh ketika diterjang banjir. Apalagi, bagian belakang tembok PTS itu dibiarkan kosong alias tidak ditutup atau ditimbun dengan tanah.
Endi, warga RT 02 RW 05, Dusun Kulon, Desa Ciakar, ketika ditemui Koran HR, Sabtu (25/07/2015), mengamini kekhawatiran tersebut. Apalagi menurut dia, setiap musim penghujan, air Sungai Cibulan kerap meluap dan membanjiri areal sawah tersebut.
Terkait pembangunan PTS, Endi mengungkapkan, bagian belakang PTS harusnya tidak dibiarkan kosong. Soalnya, kata dia, bangunan PTS bisa roboh seandainya diterjang derasnya arus Sungai Cibulan.
“Lokasi ini merupakan titik rawan. Di musim penghujan, areal sawah seluas 15 bata milik warga hilang,” katanya.
Muplih, warga lainnya, mengatakan, pembuatan PTS Sungai Cibulan hanya separuh yang dikerjakan dengan baik atau normal. Sedangkan separuhnya lagi, terkesan asal-asalan. Hal itu terbukti karena bagian bawah pasangan tembokan tidak dipuh atau diplet semen.
“Padahal kuatnya pasangan tembokan ada pada puh/ plet itu sendiri selain bagian belakang tembokan diisi dengan tanah atau sejenisnya. Dengan kondisi PTS seperti itu, apabila bagian yang kosong diguyur air, dapat dipastikan jebol,” ucapnya.
Uyu, salah seorang warga yang ikut terlibat dalam pekerjaan pembangunan PTS Cibulan, ketika dihubungi Koran HR, Senin (27/07/2015), mengatakan, bahan material (pasir) untuk pembuatan PTS Cibulan sangatlah jelek karena teksturnya hampir serupa dengan tanah.
“Sehingga, kalau di bagian titik rawan dibiarkan begitu saja, saya yakin PTS tidak akan mampu bertahan lama. Ironisnya lagi, upah untuk para pekerja sampai saat ini belum lunas,” katanya. (Dji/Koran-HR)