Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pangandaran, Taufik Martin, menegaskan, pihaknya tidak khawatir dengan manuver politik sejumlah kader Golkar yang membelot atau memberikan dukungan kepada pasangan Calon Bupati- Wakil Bupati, H. Ino Darsono- dr. Erwin M Thamrin (Hidmat).
Sebab, kata Martin, manuver politik kelompok yang mengatasnamakan Barisan Sakit Hati (BSH) Golkar itu tidak memberikan pengaruh apapun terhadap soliditas partai dalam mendukung pasangan calon Bupati- Wakil Bupati, H. Jeje Wiradinata- H. Adang Hadari (Jihad). [Baca juga: (Pilkada Pangandaran) Barisan Sakit Hati Golkar Nyatakan Dukung Hidmat]
“Kader dan pengurus Golkar Pangandaran hingga ke tingkat desa masih solid mendukung pasangan Jihad. Jadi, buat apa kami menanggapi manuver politik mereka,” tegasnya, kepada HR Online, Jum’at (28/08/2015).
Ketika ditanya mengenai 200 kader Golkar sudah membuat pernyataan sikap dukungan ke pasangan Hidmat apakah tidak mengganggu soliditas Golkar? Martin menegaskan, kader Golkar yang membelot ke pasangan Hidmat sebenarnya tidak mencapai 200 orang, tetapi hanya 25 orang.
“Memang klaim kubu sana menyebut 200 kader Golkar membelot dan mengalihkan dukungan ke paslon mereka. Tetapi fakta sebenarnya hanya 25 orang. Saya juga sudah dapat laporan bahwa yang menghadiri pertemuan di Rumah Makan Geunah Rasa Sidamulih hanya berjumlah 135 orang. Jumlah itu termasuk H. Ino, Ikin dan pengurus PAN lainnya,” katanya.
“Jadi, hitungan 200 kader Golkar dari mana, yang hadir di acara itu saja cuma 135 orang. Artinya, itu hanya manuver politik saja yang ingin mengopinikan bahwa dukungan Golkar di Pilkada Pangandaran pecah,” tegasnya.
Martin pun mengaku dirinya mendapat laporan tersebut dari orang yang ikut hadir di acara pertemuan itu. “Jangankan jumlah orang yang hadir di acara itu, pembicaraan mereka apa saja saya tahu,” aku Martin meyakinkan.
Martin menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan sanksi apapun kepada 25 kader Golkar yang membelot ke paslon lain. “Tetapi, kenapa mereka masih mengaku kader Golkar, sementara dukungan politik diberikan kepada paslon dari partai lain. Kalau mendukung paslon lain, seharusnya mereka tidak lagi membawa nama Golkar,” ucapnya.
Martin pun mengaku aneh dengan istilah Barisan Sakit Hati. Sebab, kata dia, mereka tidak lagi menjadi pengurus Golkar karena sudah tidak mendapat kepercayaan dari kepengurusan Golkar tingkat kecamatan. “ Seharusnya mereka introspeksi kenapa tidak mendapat kepercayaan dari pengurus Golkar, bukan malah mengopinikan sakit hati,” tegasnya. (Mad/R2/HR-Online)