Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Berita Ciamis,(harapanrakyat.com),-
Musim kemarau yang berlangsung sekitar 6 bulan ini, sebanyak 80 titik di Kabupaten Ciamis mengalami krisis air bersih untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK). Jumlah tersebut tersebar di 9 kecamatan.
Kepala BPBD Kabupaten Ciamis, Dicky Erwin Juliandy, mengatakan, setelah pihaknya melakukan pendataan lokasi, ternyata banyak sekali daerah di Ciamis yang mengalami krisis air bersih. [Baca juga: Meski di Kelilingi Gunung, Sukamantri Ciamis Alami Krisis Air Bersih]
“Daerah yang mengalami krisis air bersih itu berada di kecamatan yang posisinya dataran tinggi, sehingga pada musim kemarau masyarakat di lokasi tersebut krisis air bersih. Kalaupun ada sumber air, untuk mendapatkannya mereka harus menempuh jarak sejauh 5 kilometer,” ungkapnya, kepada HR, Selasa (09/09/2015).
Dicky menyebutkan, 9 kecamatan yang menglami krisis air bersih itu meliputi, Rancah, Panjalu, Sukamantri, Lumbung, Tambaksari, Rajadesa, Panumbangan, Jatinagara dan Kecamatan Sukadana.
Menurut dia, memang di daerah tersebut masyarakatnya rata-rata memiliki sumur. Namun, dimusim kemarau dengan posisi berada di daerah dataran tinggi, maka air sumur surut, bahkan mengering, sehingga banyak warga yang mencari air.
Lanjut Dicky, saat ini pihaknya sedang mengupayakan untuk mendapatakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yakni berupa sarana pompa air maupun toren tempat penampungan.
Dia juga mengatakan, untuk bantuan air bersih, biasanya ada permintaan dari masyarakat yang disampaikan kepada desa dan kecamatan. Bila ada permintaan, pihaknya bekerjasama dengan PDAM, tentu akan melakukan pengiriman air bersih. Tapi sekarang ini banyak CSR yang sudah mulai membantu air bersih untuk kebutuhan masyarakat.
Di tempat terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Ciamis, Sarif Sutiarsa, mengatakan, pada musim kemarau saat ini, biasanya di Kecamatan Baregbeg juga mengalami krisis air bersih, seperti di Desa Jelat dan Karangampel.
“Biasanya saya memberikan bantuan air bersih ke desa tersebut sebagai bentuk perhatian kepada warga, yang memang tengah mengalami krisis air bersih,” ujarnya.
Menurut Sarif, apabila memang banyak lokasi di Kabupaten Ciamis yang mengalami krisis air bersih, seharunya pihak pemerintah sigap dalam melakukan penanggulangan masalah tersebut. Sebab, krisis air bersih tidak hanya terjadi di daerah pedesaan saja, tapi juga di wilayah perkotaan.
“Banyak warga yang mengeluh tidak ada air akibat PDAM tidak memiliki stok air untuk kebutuhan. Sampai sekarang permasalahan yang terjadi setiap musim kemarau belum bisa ditanggulangi oleh pihak PDAM,” kata Sarif. (es/R3/Koran-HR)