Ribuan massa menghadiri acara deklarasi Presidium kubu Supratman yang memberikan dukungan kepada pasangan Hidmat, di rumah Supratman, Sabtu (19/09/2015). Foto: Madlani/HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Dukungan Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran kubu H. Supratman terhadap pasangan calon Bupati- Wakil Bupati Pangandaran, H. Ino Darsono- dr. Erwin M. Thamrin (Hidmat), tampaknya bukan tanpa komitmen. Sebelum menyatakan siap mendukung Hidmat, sebelumnya Presidium kubu Supratman menyodorkan sejumlah permintaan yang harus disepakati oleh pasangan Hidmat.
Ketua Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran, H. Supratman, mengatakan, dalam kesepakatan tersebut, salah satunya menyatakan apabila pasangan Hidmat terpilih menjadi Bupati- Wakil Bupati Pangandaran, maka Presidium harus dilibatkan sebagai pengawal jalannya roda pemerintahan. [Baca juga: (Pilkada Pangandaran) Presidium Kubu Supratman Unjuk Gigi Kumpulkan Massa]
“Poin kesepakatan lainnya, diantaranya menyatakan bahwa pasangan Hidmat siap merealiasikan cita-cita dan konsep presidium dalam membangun Pangandaran ke depan yang lebih baik. Dan seluruh kesepakatan itu akan dituangkan dalam sebuah MoU. Setelah berbicara dengan H. Ino dan dr Erwin, keduanya siap menandatangani dan berkomitmen menjalankan kesepakatan tersebut,” katanya, kepada HR Online, Sabtu (19/09/2015).
Langkah itu dilakukan, lanjut Supratman, sebagai bentuk tanggungjawab pihaknya kepada masyarakat ‘Pakidulan’ setelah Pangandaran mekar dari Kabupaten Ciamis. “Harus dipahami oleh semua bahwa setelah Pangandaran menjadi DOB, perjuangan kita belum selesai,” katanya.
“Karena saat kami berjuang memekarkan Pangandaran, ada sebuah tujuan dan cita-cita, yakni ingin menjadikan Pangandaran lebih baik dari saat masih bergabung dengan Ciamis. Kalau setelah dimekarkan ternyata Pangandaran lebih hancur, tentu kami akan diminta pertanggungjawaban oleh masyarakat. Makanya, kami terus mengawal agar seluruh cita-cita pemekaran terwujud,” ujarnya menambahkan.
Pihaknya, lanjut Supratman, hanya memiliki 2 pilihan setelah Pangandaran mekar, yaitu gembira dan sedih. “Kami gembira manakala Pangandaran maju dan berkembang sesuai harapan dan tujuan pemekaran. Dan sedih kalau pemerintahan di Pangandaran gagal dalam membangun dan mensejahterakan masyarakatnya. Karena pemimpinnya menyimpang dan tidak amanah serta bertolak belakang dengan tujuan dan cita-cita pemekaran,” ujarnya.
Menurut Supratman, dirinya waktu itu tergugah ingin berjuang memekarkan Pangandaran, salah satunya karena melihat kondisi pembangunan di Kecamatan Langkaplancar terabaikan dan tampak seperti daerah terisiolir.
“Ketika waktu itu saya menyampaikan aspirasi pembangunan di wilayah 10 kecamatan, termasuk Langkaplancar ke Pemkab Ciamis, ternyata ada fakta yang mengejutkan. Untuk membenahi infrastuktur Kabupaten Ciamis dari Kecamatan Sukamantri sampai Cimerak, hanya mengandalkan 20 persen dari jumlah APBD Ciamis. Karena APBD Ciamis lebih besar diperuntukan untuk belanja pegawai,” tegasnya.
Melihat kondisi APBD Ciamis seperti itu, lanjut Supratman, sampai kapanpun pembangunan infrastruktur di wilayah Ciamis Selatan (sekarang wilayah Kabupaten Pangandaran) tidak akan terurus. “ Waktu itu saya bersama teman-teman di Presidium berpikir bahwa solusi untuk mengatasi ketimpangan pembangunan di Ciamis Selatan, jalan keluarnya hanya satu, yakni pemekaran,” katanya.
Setelah Pangandaran mekar dari Ciamis, kata Supratman, maka tinggal merealisasikan semua cita-cita dan tujuan pemekaran. “ Nah, saya titipkan cita-cita dan tujuan pemekaran Pangandaran ini kepada pasangan Hidmat. Dari seluruh calon, saya percaya bahwa pasangan Hidmat yang bisa merealisasikan seluruh cita-cita pemekaran,” pungkasnya. (Mad/R2/HR-Online)