Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Hampir delapan puluh persen areal pesawahan di Blok Parungsari, Desa Rawa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat, dilanda kekeringan. Selama ini, untuk mengairi sawah, para petani menyiasatinya dengan cara giliran.
Uce, petani asal Dusun Parungsari, RT 27 RW 11, ketika ditemui Koran HR, pekan lalu, mengungkapkan, kemarau kali ini merupakan bencana besar bagi petani di wilayah tersebut. Menurut dia, pasokan air sangat berkurang sehingga petani membiarkan sawah mereka mengering.
“Dari total luas areal sawah, hanya 20 persen saja yang bisa dipanen. Itupun areal sawah yang berada di dekat saluran atau selokan. Para pemilik sawah ini saling (giliran) berbagi air,” ucapnya.
Senada dengan itu, Dede Rusli, petani lainnya, ketika ditemui Koran HR, pekan lalu, membenarkan bahwa sebagian besar petani sengaja membiarkan sawah mereka mengering. Bahkan mereka pun tidak menanam tanaman palawija.
“Pada kemarau kali ini, petani juga tidak menanam palawija, karena mereka menilai rumput pun enggan tumbuh,” katanya.
Kepala Dusun Parungsari, Kurniawan, ketika ditemui Koran HR, pekan lalu, menyebutkan, dari total luas areal sawah sekitar 20 hektar, hanya 3 hektar yang berhasil digarap petani.
Kurniawan menuturkan, kekurangan pasokan air yang terjadi di Blok Parungsari tidak hanya terjadi saat kemarau saja. Menurut dia, meski berada di musim penghujan, pasokan air ke Blok Parungsari tetap saja minim.
Untuk mengatasi masalah kekurangan air, kata Kurniawan, satu-satunya jalan adalah Sumber Mata Air Ciranca harus dibangunkan dam parit. Soalnya, selama sumber mata air Ciranca tetap dibiarkan, pasokan air ke kawasan itu tidak akan pernah normal.
Kaur Ekbang Desa Rawa, Ade Saepudin, ketika dihubungi Koran HR, berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis memberikan bantuan untuk pembuatan dam parit dan perbaikan saluran irigasi. (Dji/Koran-HR)