Macan tutul ditangkap warga Dusun Kersamenak RT 17/RW 06, Desa Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, saat ditemukan di kaki gunung, Senin (09/11/2015). Foto: Dokumentasi HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Macan Tutul yang ditemukan warga Dusun Kersamenak RT 17/RW 06, Desa Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, di Blok Cigondok atau tepatnya di kawasan Kaki Gunung Sawal, Senin (09/11/2015) lalu, kini kondisinya sangat memprihatinkan. Setelah dirawat di salah satu dokter hewan di Bandung, satwa liar yang dilindungi Negara ini dikabarkan mengalami kebutaan setelah sebelumnya mengalami masalah pada kedua matanya.
Kepala Balai Besar Konservasi Satwa Daerah (BKSDA) Jawa Barat, Sylvana Ratina, mengatakan, sepasang mata macan tutul yang berusia 8 bulan itu mengalami kebutaan. Namun begitu, kondisi fisik yang sebelumnya lemah kini sudah membaik. [Berita Terkait: Turun Gunung, Seekor Macan Tutul Ditangkap Warga Cihaurbeuti Ciamis]
“Saat ditemukan warga kondisi macan tutul ini sudah lemas dan tak bergerak. Warga bahkan sempat mengira hewan ini sudah mati,” ujarnya, Jum’at (20/11/2015).
Dari hasil pemeriksan dokter hewan, kata dia, pada bagian matanya terdapat goresan seperti bekas cakaran. Hal itu yang membuat kornea mata kiri macan itu terluka sehingga mengalami kebutaan.
“Kami menduga hewan itu berkelahi dengan sesama macan. Awalnya kami menduga macan itu terserang katarak pada matanya. Tetapi, setelah diberi ayam, macan itu ternyata tidak merespons. Dengan begitu, disimpulkan bahwa macan itu buta karena biasanya kalau diberi ayam langsung merespons,” terangnya.
Menurutnya, akibat terusir oleh macan lainnya, akhirnya macan itu memilih turun gunung mencari lokasi aman untuk menyelamatkan diri. “ Tetapi, saat turun gunung macan ini tidak bisa melihat, sehingga tidak bisa mencari makan dan minum. Makanya, saat ditemukan kondisinya lemas karena mengalami kelaparan dan dehidrasi,” ujarnya
Saat ini, macan tutul malang itu dititipkan di Lembaga Konservasi Taman Satwa Cikeumbulan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. “ Karena kondisinya buta, tidak mungkin kami melepas macan itu ke habitat semula. Makanya macan ini kami pelihara agar bisa bertahap hidup,” ungkapnya. (Bgj/R2/HR-Online)