Sarana Gedung Olah Raga (GOR) Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat, kondisinya memprihatinkan. Atap dan kayu penyangga GOR tersebut sudah lapuk. Ironisnya, kondisi itu sudah berlangsung lama dan belum tersentuh perbaikan. Photo : Eji Darsono/ HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Sarana Gedung Olah Raga (GOR) Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat, kondisinya memprihatinkan. Atap dan kayu penyangga GOR tersebut sudah lapuk. Ironisnya, kondisi itu sudah berlangsung lama dan belum tersentuh perbaikan.
Rosidin (60), warga Dusun Cukanguncal, RT 04 RW 07, ketika ditemui Koran HR, beberapa waktu yang lalu, mengaku khawatir kayu penyangga dan atap GOR Desa Tanjungsari ambruk secara tiba-tiba. Soalnya, areal itu juga sering dijadikan tempat bermain oleh anak-anak.
Ketua Karang Taruna Desa tanjungsari, Titang, ketika ditemui Koran HR, menuturkan, GOR Desa Tanjungsari seringkali digunakan untuk latihan olahraga bulutangkis. Namun, setelah kondisi GOR memprihatinkan, semangat penggemar bulutangkis menggelar latihan berkurang.
“Minat anak-anak muda untuk berolahraga bulutangkis sangat tinggi. Tapi setelah GOR tidak layak pakai, mereka tidak lagi bersemangat. Terlebih, bila ingin berolahraga di gedung lain harus mengeluarkan sejumlah uang,” katanya.
Sekretaris Desa Tanjungsari, Syarip Hidayat, ketika ditemui Koran HR, menturkan, kerusakan yang terjadi pada GOR Tanjungsari terbilang berat. Dia memperkirakan, biaya untuk merenovasi GOR itu mencapai sekitar Rp. 250 juta.
Kepala Desa Tanjungsari, Nendi Suhendi, ketika dihubungi Koran HR, Senin (18/01/2016), mengungkapkan GOR Desa Tanjungsari dibangun pada tahun 1989. Wajar bila kayu dan atap rusak akibat lapuk dimakan usia.
Nendi menjelaskan, perbaikan GOR Desa Tanjungsari sebenarnya sudah masuk dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang). Hanya saja, keuangan yang bersumber dari dana desa maupun alokasi dana desa (ADD) tahun 2015 diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur jalan dan pemberdayaan masyarakat.
“Selain itu, perbaikan GOR sudah diusulkan sejak tahun 2013 kepada pemerintah daerah kabupaten hingga propinsi. Namun sampai saat ini belum ada realisasinya,” kata Nendi. (Dji/Koran-HR)