Ilustrasi. Foto: Ist/Net
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Progam beras miskin (raskin) gratis yang digulirkan Pemkab Pangandaran tampaknya membikin pusing kepala desa. Pasalnya, kuota penerima raskin di masing-masing desa menjadi berkurang setelah sebelumnya dilakukan verifikasi data oleh Pemkab Pangandaran. Kepala desa khawatir adanya pengurangan kuota penerima malah menimbulkan kecemburaan bagi warga yang dicoret menerima jatah raskin.
Kepala Desa Kertajaya, Kecamatan Cigugur, Saepuloh, mengatakan, setelah digulirkan program raskin gratis tentu akan terjadi perubahan pemahaman di masyarakat. Tentunya tak sedikit masyarakat yang menantikan program ini segera digulirkan, apalagi bagi mereka yang tahun sebelumnya mendapat jatah raskin.
Namun begitu, lanjut Saepuloh, setelah diberlakukan verifikasi penerima, ada diantara penerima raskin yang tahun lalu mendapat jatah, tapi tahun ini tidak masuk kuota, karena dinilai tidak layak mendapat program raskin gratis. Kondisi itu, kata dia, berpotensi memunculkan kecemburaan.
“Penerima Raskin di desa kami tahun ini sebanyak 411 KK yang dimana tahun sebelumnya sebanyak 489 KK. Adanya pengurangan 75 kuota karena pada program raskin gratis ini ada verifikasi data. Nah, bisa dibayangkan bagaimana reaksi masyarakat yang dicoret dari penerima raskin. Apalagi dicoret ketika program raskin gratis ini digulirkan,” ujarnya, kepada HR Online, Rabu (27/01/2016).
Menurut Saepuloh, apabila ada masyarakat yang dicoret dari penerima raskin, mereka dipastikan akan protes ke pemerintahan desa. Padahal, kata dia, pihaknya sudah mengajukan seluruh data penerima ke Pemkab Pangandaran. “ Masalah ini yang akan menjadi dilema bagi pemerintahan desa. Kami akan diprotes oleh masyarakat, sementara kami sendiri tidak tahu sebab adanya pengurangan kuota tersebut,” ungkapnya.
Namun begitu, lanjut Saepuloh, dengan adanya program raskin gratis, di sisi lain memberi keuntungan bagi pemerintahan desa, dimana saat ini tak harus lagi menyiapkan dana talang untuk membayar raskin ke Bulog. “Memang di satu sisi menguntungkan, tapi di sisi lain akan membuat kami terkena imbas,” ujarnya. (Mad/R2/HR-Online)