Sampah plastik tampak mengotori bagian tepi sungai yang dilalui para wisatawan tujuan ke kawasan Konservasi Mangrove, melalui jalur transportasi sungai. Photo: Asep Kartiwa/HR.
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Sungai Cijaluhilir dan Sungai Cijolang mengalir dari Kecamatan Parigi dan bermuara di Bojongsalawe, yang berbatasan dengan Desa Batukaras dan Desa Karangjaladri, dimana terdapat kawasan Konservasi Mangrove.
Kawasan tersebut kini menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjung wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Bahkan, para pengunung menamai tempat itu dengan istilah “Jembatan Cinta.”
Akses untuk mencapai kawasan Konservasi Mangrove bisa melalui penyebrangan Karangjaladri di Desa Margacinta, penyebrangan Sodongkopo di Desa Kondangjajar, penyebrangan Nyangkalang, Desa Cijulang, dan dari Batukaras.
Hanya saja kalau dari Batukaras bisa di akses lewat jalan darat, selebihnya harus diakses dengan transportasi air menggunakan perahu. Jika dikases melalui transpotasi air, wisatawan disuguhi pemandangan yang sangat indah.
Wisatawan bisa menikmati kegiatan nelayan tradisional yang tengah melakukan aktivitasnya. Selain itu, juga bisa melihat berbagai flora dan fauna yang ada di sepanjang sungai yang dilalui.
Namun, sejumlah wisatawan menyayangkan banyaknya limbah plastik maupun limbah rumah tangga yang dibuang warga ke sungai. Seperti diungkapkan Adit (35), wisatawan asal Bandung, kepada HR Online, Kanis (04/2/2016).
“Perjalanan ke jembatan cinta melalui transportasi air ini sangat mengasikan. Tapi sangat disayangkan banyak sampah di sungai. Ini harus segera ditangani,” tutur Adit.
Berdasarkan pantauan HR Online di lokasi, memang warga sepanjang aliran sungai banyak yang membuang sampah rumah tangga ke sungai. Salah satunya Pipi (35), salah seorang pemilik rumah makan.
Dirinya mengaku kebingungan harus membuang sampah kemana, lantaran tidak ada yang mengangkut ke tempat pembuangan sampah. (Askar/R3/HR-Online)