Rois Syuriah MWC NU Kecamatan Langensari Kota Banjar, KH. Latif, saat memberikan sambutan di acara Rapat Kerja GP Ansor Langensari di gedung Dakwah Langensari, Minggu (6/3/2016). Photo : Muhafid/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Rois Syuriah MWC NU Kecamatan Langensari Kota Banjar, KH. Latif, menghimbau kepada Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Langensari, untuk peka terhadap persoalan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
“Maraknya isu LGBT perlu diperhatikan oleh semua kalangan, khususnya pesantren,” ujar KH. Latif di hadapan puluhan Pengurus GP Ansor Langensari, di gedung Dakwah Langensari, Minggu (6/3/2016).
Latif menambahkan, pada umumnya masyarakat menduga LGBT itu akibat pergaulan bebas. Namun, pergaulan yang terbatas pun dapat menjadi faktornya, salahsatunya di Pesantren.
“Seseorang yang menjadi pelaku LGBT tidak hanya berasal dari akibat trend maupun lahiriah. Akan tetapi, keadaan lingkungan sekitar pun bisa menjadi pemicu LGBT,” katanya.
Menurutnya, kondisi pesantren dengan segala aturan yang cukup ketat, apalagi antara laki-laki dan perempuan dipisahkan, bahkan tidak diperbolehkan bertemu, mengakibatkan tekanan jiwa para santri.
“Kita tidak boleh menutup mata, banyak alumnus pesantren yang melakukan pencabulan terhadap sesama jenis. Ini menjadi permasalahan yang harus kita waspadai. Ulama harus pro-aktif terhadap isu ini,” tegasnya.
Menanggapi persoalan tersebut, Ketua GP Ansor Langensari, Ihsan Hanafi, berencana mensosialisasikan bahayanya LGBT di lingkungan pesantren.
“Peran pemuda harus ditingkatkan dalam menangkal adanya LGBT. Kita rencanakan Ansor Langensari akan melakukan kunjungan ke setiap pesantren untuk menjalin silaturahmi serta mensosialisasikan bahayanya LGBT,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, peran aktif GP Ansor tidak hanya pada wilayah agama, akan tetapi harus ditingkatkan dalam peran sosial yang memang sangat kompleks permasalahannya.
“Jika GP Ansor tidak peka terhadap dinamika sosial, maka kita akan tertinggal jauh dan bahkan akan sama sekali tidak bersentuhan. Jadi, saya harap semua pihak dapat bekerjasama meminimalisir adanya LGBT, khususnya di pesantren,” pungkasnya. (Muhafid/R5/HR-Online)