Tulisan raksasa ‘Pangandaran Sunset’ yang terdapat di pantai timur objek wisata pantai Pangandaran. Foto: Dokumentasi HR
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata, mengungkapkan, pihaknya menargetkan akhir tahun 2017 ‘wajah’ Pangandaran, yang terdiri dari infrastruktur kawasan wisata, perkotaan dan fasilitas publik lainnya sudah berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena itu, selama dua tahun kedepan, pihaknya akan ‘bersolek’ dengan menyulap beberapa kawasan di Pangandaran menjadi pusat keramaian publik.
“Dalam konsep saya, di Pangandaran ini harus dibangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan taman kota di bebarapa daerah strategis, seperti di Padaherang, Kalipucang, Pangandaran, Parigi dan Cijulang,” ujarnya, kepada Koran HR, pekan lalu.
RTH dan taman kota, lanjut Jeje, sangat dibutuhkan untuk menciptakan keramaian baru. Selain itu, RTH dan taman kota pun diperlukan oleh masyarakat untuk dijadikan tempat berekspresi.
“Di seluruh kota maju di dunia pasti banyak terdapat RTH. RTH dijadikan tempat berkumpulnya manusia. Selain menciptakan keramaian baru, tempat itu pun sering dijadikan ruang ekspresi. Nah, apabila hal itu sudah tercipta, maka akan terasa suasana sebuah kota. Dan hal itu akan mendukung terhadap kemajuan parawisata Pangandaran,” ungkapnya.
Rencananya, kata Jeje, RTH di Pangandaran akan dibangun di beberapa daerah strategis, seperti di lapangan bola Padaherang, lapangan bola Kalipucang (samping kecamatan), terminal Pangandaran, lapangan Merdeka Pangandaran, lapangan bola Parigi dan di daerah Cijulang. “ Terminal Pangandaran rencananya akan dipindahkan ke lokasi lain. Tapi tempat pemindahannya masih dikaji. Hanya, nantinya di terminal Pangandaran akan dibangun kawasan RTH,” ujarnya.
Selain terminal, kata Jeje, taman makam pahlawan pun akan dipindahkan ke lokasi lain. Karena lokasi taman makam pahlawan saat ini berada di kawasan perkotaan. “ Makam pahlawan kurang bagus berada di kawasan perkotaan. Makanya, akan kita pindahkan,” ujarnya.
Selain penataan kawasan perkotaan, kata Jeje, pihaknya pun berencana akan merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di kawasan simpadan (pinggir) pantai. “Ada 4 titik relokasi yang sudah kita siapkan, yakni di lahan eks Hotel Pananjung, di lahan eks bangunan diskotik Meridian, di lahan eks pasar seni dan di lahan eks Kantor Dinas Sosial Provinsi Jabar yang berada di daerah Pamugaran,” jelasnya.
Pihaknya, lanjut Jeje, sudah berkomunikasi dengan pemilik empat lahan relokasi tersebut. “Seperti lahan eks Hotel Pananjung yang kini dimiliki PT KAI. Kita sudah melakukan komunikasi dengan PT KAI. Secara prinsip PT KAI sudah mengijinkan lahan itu dijadikan tempat relokasi PKL. Begitupun dengan Pemprov Jabar sebagai pemilik asset lahan eks pasar seni dan lahan eks kantor Dinsos sudah mengijinkan,” katanya.
Setelah direlokasi, terang Jeje, di sepanjang simpadan pantai sudah tidak boleh lagi berdiri bangunan PKL. “Langkah ini dilakukan guna menciptakan kawasan pantai bersih dan nyaman bagi wisatawan. Dengan begitu, semua pihak harus mendukung langkah tersebut,” ujarnya.
Jeje menargetkan pada akhir tahun 2017 mendatang, wajah kawasan wisata dan kawasan kota di Pangandaran sudah berubah menjadi lebih baik. “Selama 5 tahun menjabat sebagai bupati, saya akan terus berlari untuk mewujudkan mimpi besar yang menjadikan Pangandaran sebagai kawasan wisata mendunia. Makanya, kami sangat membutuhkan dukungan dari seluruh masyarakat agar seluruh program pembangunan berjalan dengan baik,” ujarnya. (Bgj/Koran-HR)