Pantai Batukaras, di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Foto: Dokumentasi
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah objek destinasi tujuan wisata yang terdapat di kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat disebut-sebut akan dijadikan pilot projek Suistanable Tourism Development (STD) pembangunan pariwisata berkelanjutan yang diprogramkan Deputy Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Lintang Ayu, fasilitator dari Deputy Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparkraf RI, ketika melakukan kunjungan ke Batukaras, belum lama ini, mengatakan, pengembangan destinasi wisata yang menjadi target Kemenparekraf RI adalah Pangandaran.
Menurut Lintang, Pangandaran mempunyai beberapa destinasi wisata potensial, seperti Green Canyon, Batukaras, Citumang, Madasari dan yang lainnya. Dan wilayah Pangandaran akan dijadikan pilot projek pengembangan STD.
“Kami perlu melihat destinasi apa dan daya tarik mana yang paling mudah untuk bisa diangkat dan diajak. Kompetitif adventage juga perlu dilihat. Sekarang orang yang datang ke Pangandaran pasti akan datang ke Green Canyon dan Batukaras. Selanjjutnya, Batukaras dan Green Canyon bisa jadi ikon Pangandaran,” katanya.
Lintang menjelaskan, pihaknya akan mengambil contoh dari destinasi wisata yang paling terkenal terlebih dahulu. Soalnya, tujuan dari program pengembangan dan pembangunan pariwisata tersebut adalah menjual, promosi dan branding destinasi.
Lebih lanjut, Lintang mengungkapkan, terdapat 42 indikator ideal yang mesti ditempuh. Namun tidak perlu semua indikator dipenuhi. Ada indikator kunci dan indikator yang ada harus disesuaikan dengan kondisi daerah.
“Itu akan dikembalikan kembali kepada daerah. Tidak semua indikator harus dicapai. Jika daerah punya indikator tersebut, itu yang kita lakukan. Akan tetapi jika daerah tidak memilikinya, itu akan kita skip,” katanya.
Selain itu, Lintang menuturkan, terdapat juga indikator wajib dan mandatori indikator. Misalnya, berkaitan dengan pengelolaan lingkungan, kesadaran pelaku terhadap pengelolaan/ manajemen yang berwawasan lingkungan, dampak terhadap sosial.
“Budaya itulah yang ada di lingkungan kita dan yang harus kita angkat. Hal-hal itulah yang sebenarnya menjadi mandatori indikator. Kabupaten Pangandaran, khususnya di Batukaras mandatori indikator tersebut sudah ada. Namun perlu kita lihat sampai di titik mana indikator tersebut. Yang paling penting lagi semua indikator perlu didokumentasikan sehingga jelas capaiannya,” kata Lintang.
Lintang menambahkan, indikator-indikator positif yang telah dicapai itulah yang perlu digaungkan agar lebih naik lagi. Lintang juga mengaku, pihaknya sudah melakukan repeat assasement. Dan Pangandaran sudah berada pada level pertengahan dari indikator ideal yang akan dicapai.
“Indikator yang telah dicapai di Batukaras misalnya keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata, peran serta masyarakat dalam lingkungan, keamanan, ketertiban, dan pengelolaan sampah. Hal itulah yang perlu dipotret, karena program ini sebagai pemicu untuk bisa mengangkat nilai Indikator,” tandasnya.
Sementara itu, salah seorang pengurus Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar), yang enggan disebutkan namanya, menandaskan, pihaknya tidak ingin menerima dan mendapatkan program tanpa disertai realisasi.
Menurut dia, saat ini yang dibutuhkan pihaknya yakni sarana dan prasarana penunjang objek wisata Pantai Batukaras. Diantaranya, penerangan jalan umum (PJU) dan tempat penampungan (tong/ bak) sampah. (Askar/Koran-HR)