Photo: Ilustrasi net/Ist.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Kesenian budaya Sunda, khususnya seni sandiwara, kini sudah tidak lagi diminati oleh generasi muda, khususnya di Kota Banjar, bahkan bisa dibilang kesenian ini telah mati. Pengaruh budaya barat dan arus globalisasi yang tanpa batas menjadikan seni budaya Sunda terlupakan.
Hal itu terbukti jarangnya terlihat ada pementasan sandiwara Sunda. Padahal, kesenian ini sangat berkembang pada era tahun 1960 hingga 1990. Pada waktu itu, kaum muda maupun masyarakat umum sangat menggemarinya.
Salah satu seniman Kota Banjar, Ani Sumarna, mengaku sangat prihatin, dimana kesenian sandiwara Sunda yang begitu jaya pada zamannya, sekarang mulai ditinggalkan akibat pengaruh kemajuan zaman.
“Kini para remaja lebih menyukai seni dance, band, dan budaya-budaya barat lainnya,” ujarnya, kepada HR, Senin (16/05/2016), saat ditemui di ruang kerjanya.
Diakui Ani, kesenian tersebut ditinggalkan karena memang kurang peminatnya. Selain itu, pelaku seni sandiwara Sunda di Banjar yang masih ada hanya Abah Kasmin, usianya sudah 70 tahun.
“Untuk itu, kami para pelaku seni tradisional akan mengajak kalangan muda untuk belajar serta mengembangkan sandiwara Sunda yang lebih modern,” kata Ani.
Kepala Seksi Seni dan Film Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banjar, Aco Karso, menilai, proses filtrasi perlu dilakukan supaya budaya Barat yang masuk ke negeri ini tidak merusak identitas kebudayaan, dalam hal ini khususnya budaya seni Sunda.
“Semua dampak positif dan negatifnya budaya Barat yang masuk ke tatar Sunda, tergantung bagaimana kita menyelesaikan budaya asing tersebut. Memang diakui, untuk seni sandiwara Sunda kini mulai pakeum, tidak seperti dulu,” ujarnya, ketika dihubungi HR via ponselnya, Selasa (17/05/2016).
Aco berharap, seni sandiwara Sunda bisa hidup dan eksis kembali seperti dulu, dimana seni sandiwara Sunda menjadi hiburan favorit masyarakat. (Hermanto/Koran-HR)