Gereja atau tempat peribadatan agama Kristen di Dusun Susuru, Desa Kertajaya, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis. Foto: Edji Darsono/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Ketua Dewan Stasi Gereja Katolik di Dusun Susuru, Desa Kertajaya, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Paulus Anang Suryana, mengatakan, kerukunan dan toleransi umat beragama di kampung Susuru bukan hasil pembinaan pemerintah. Namun, hal sudah terbina secara turun temurun.
“Terjaganya kerukunan umat beragama didasari atas saling menghormati. Meski, sifatnya minoritas, umat muslim memberikan ruang untuk menjalankan ibadah termasuk perayaan hari besar agama,” katanya, kepada Koran HR, Senin (20/06/2016). [Berita Terkait: Satu Kampung Beragam Agama, Kerukunan di Susuru Ciamis Terjalin Baik]
Lanjut Paulus, Bulan Ramadhan merupakan momentum untuk belajar mengembangkan diri dan memperkuat cara hidup toleran antar umat beragama. Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat penting dalam kehidupan keagamaan umat Islam.
“Sehingga sebagai non muslim harus bersikap toleran, menghargai dan menghormati pelaksanaan ibadah puasa selama Bulan Suci Ramadhan. Sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari tidak mengganggu kekhusu`an umat islam dalam menjalankan ibadahnya,” katanya.
Camat Panawangan, Asep Dedi Herdiana, SE, Senin (20/06/2016), melalui telepon gengamnya, mengatakan, kerukunan dan sifat toleransi antar umat beragama yang ada di Desa Kertajaya terjalin dengan baik.
“Satu sama lain saling menghormati, baik dalam menjalankan ibadahnya maupun sikap dan prilaku kehidupannya setiap hari. Meski berbeda keyakinan, pada umumnya mereka keluarga. Wujud toleransi lainnya, dapat terlihat dari setiap pelaksanaan hari besar agama apapun yang ada di Desa Kertajaya. Para tokoh dari setiap elemen selalu hadir pada acara keagamaan,” katanya. (dji/Koran-HR)