Kawasan pantai Legokjawa, Kecamatan Cimerak, pasca terjadinya tsunami Pangandaran pada tahun 2016 silam. Foto: Dokumentasi/Ist/Net
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Sedikitnya sekitar 57 warga Dusun Cidadap, Desa Masawah, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, meninggal dunia saat terjadi bencana tsunami tahun 2006. Sampai saat ini, masih banyak warga Cidadap yang trauma atas insiden memilukan 10 tahun lalu itu.
Patimah (36), salah seorang saksi hidup atas kejadian yang menimpa warga Dusun Cidadap, mengatakan, gelombang tsunami datang tiba-tiba kemudian menghantam dan memporak-porandakan semua bangunan di kampungnya.
“Saya kalau mengingat peristiwa itu kadang saya menangis. 10 tahun telah berlalu tapi masih melekat diingatan saya, saat kakek, uwa dan sodara yang lainnya meninggal dalam bencana tsunami tersebut,” katanya, kepada Koran HR, Senin (18/07/2016) lalu.
Kepada Koran HR, Patimah mengaku tinggal di RT 04, Dusun Cidadap atau berada tidak jauh dari Pantai Madasari. Di daerah tersebut sedikitnya 23 orang meninggal dan 43 rumah hancur. Kemudian, di RT 02 15 orang, di RT 01 dan 03 19 orang, semua meninggal.
Menurut Patimah, sebelum tsunami terjadi, Senin 17 Juli 2006, kakeknya, Dipa (70), malam minggu sebelumnya mengaku didatangi dua orang tamu berpakaian hitam. Kedua tamu itu bilang kepada kakeknya agar tidak bepergian pada hari Senin karena akan ada yang datang.
“Kemudian pada hari Minggunya, Arifin (50) penganut ilmu hikmah, di kampung saya disebut sebagai orang tidak waras, di depan banyak orang, bilang silahkan hari ini kalian tertawa puas, tapi besok Senin, kalian pasti menangis. Saat itu, kata-katanya tidak dihiraukan. Mungkin itu pertanda,” kenangnya. (Ntang/Koran-HR)