Photo: Ilustrasi net/Ist.
Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kabupaten Pangandaran, bersama stakeholder pariwisata rencananya akan menyelenggarakan peringatan tsunami yang terjadi tanggal 17 Juli 2006.
Ketua Kompepar Kabupaten Pangandaran, Edi Rusmiadi, mengatakan, tujuan dilaksanakannya peringatan tsunami bukan untuk mengingat luka lama atau tidak bermaksud mengingatkan penderitaan sepuluh tahun yang lalu, namun lebih kepada mawas diri terhadap bencana apapun.
“Kita hampir lupa dengan kejadian di Pangandaran 10 tahun silam, tepatnya 17 Juli 2006. Tapi kita perlu waspada terhadap bencana apapun, kita perlu bersahabat dengan alam agar alam tidak marah kepada kita,” terangnya, saat ditemui HR Online, Kamis (14/07/2016).
Selain harus bersyukur kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan kepada masyarakat Pangandaran dengan segala keindahan dan potensi alam yang sangat kaya, lanjut Edi, juga perlunya untuk introspeksi diri mengenai apa saja yang telah diperbuat kepada alam dan sesama.
Menurut Edi, dengan dilaksanakan kegiatan peringatan tsunami yang rencananya akan digelar tanggal 17 Juli 2016 di Lapang Boulevard, Pangandaran, maka masyarakat perlu mendapatkan pendidikan mitigasi bencana.
Rangkaian acara yang akan digelar dalam kegiatan tersebut meliputi, jam 14.00 WIB, peserta kumpul di TIC dekat Mesjid Agung Pangandaran, kemudian pawai keliling dengan menempuh rute Jl. Kidang Pananjung, Jl. Bulak Laut, selanjutnya langsung menuju Lapang Boulevard.
Pada jam 16.10 WIB, sirine BMKG dan Balawista dinyalakan, lalu disambut peserta simulasi begerak menjahui pantai. Setelah serine berhenti, peserta kembali ke Boulevard, dilanjutkan dengan acara bersih-bersih pantai.
Acara akan dimulai lagi pada jam 19.00 WIB, dengan menyalakan lilin, tabur bunga di laut, kemudian presentasi mitigasi slide BMKG, serta sambutan dari Bupati Pangandaran, yang dilanjutkan do’a mengheningkan cipta dan tausiah.
“Dalam kegiatan ini juga akan menggelar pengumpulan dana untuk membantu para anak yatim piatu korban tsunami,” pungkas Edi. (Askar/R3/HR-Online)