Abdul Aziz saat menyampaikan metode Qitada dihadapan pelajar di Gedung Dakwah Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Minggu (21/8/2016). Photo: Heri Herdianto/HR
Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Keberadaan Al Qur’an kian semakin memperihatinkan dibanding dengan fenomena munculnya gadget, smartphone dan teknologi lainnya. Padahal, dalam Al Qur’an adalah gudang dari segala pengetahuan yang ada.
Kegelisahan tersebut seperti yang diungkapkan oleh para mahasiswa Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Kabupaten Ciamis dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Situmandala, Kecamatan Rancah, Minggu (21/8/2016).
Abdul Aziz, salah satu mahasiswa, mengatakan, karena kondisi belajar Al Qur’an semakin kurang diminati, ia mencoba membuat terobosan baru agar belajar Al Qur’an tidak menjenuhkan dengan metode Qitada, yakni dengan melantunkan, membaca Al Quran dengan irama dan nada.
“Saya dapatkan metode ini dari guru saya sewaktu mesantren di Bandung. Kelebihan metode ini yaitu mengaktifasi antara otak kanan dan otak kiri. Tugas otak kanan untuk menyusun nada, otak kiri bertugas untuk menghitung ketukan huruf yang dilafadzkan,” ujarnya kepada HR Online.
Dalam metode tersebut, imbuhnya, banyak efek positif oleh siapa saja yang mau belajar. Pasalnya, selain menyenangkan, juga mudah mempelajarinya.
“Sudah banyak yang mengakui formula ini, bukan hanya saya saja, tetapi sisw-siswi juga banyak yang menjadi senang belajar Al Qur’an,” pungkasnya. (Heri/R6/HR-Online)