Marbani, Pelatih Silat Kontho Banjar, saat menunjukan salah satu jurus ciptaanya, Wing Chun Maitong. Photo: Muhafid/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Nama aktor Bruce Lee pasti tidak asing bagi penggemar film laga, karena gerakan-gerakan beladirinya membuat orang terkagum-kagum. Tak jarang banyak yang mempelajari alirannya, yakni bela diri Wing Chun.
Di Kota Banjar, sebuah padepokan bela diri yang mengatasnamakan Padepokan Kontho di Lingkungan Margasari, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, mengajarkan bela diri seperti Wing Chun kepada puluhan siswa dari tingkatan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, bahkan orang dewasa pun turut aktif di dalamnya.
Uniknya, bela diri tersebut merupakan olahan berbagai gerakan yang didapat dari gerakan silat Kontho. Marbani, pelatih beladiri tersebut menyebutnya gerakan itu bernama Wing Chun Maitong.
“Wing Chun saya ambil dari nama alat latihan yang berbentuk boneka kayu yang biasa digunakan aliran Wing Chun-nya Bruce Lee. Kalau Maitong sebenarnya istilah singkatan dari bahasa jawa, yaitu Madaih Ilmu ing Tong (memasukan ilmu ke sebuah wadah-red),” ungkapnya, kepada Koran HR, saat ditemui di Padepokan Kontho, Selasa (20/09/2016) lalu.
Lebih lanjut Marbani menjelaskan, bahwa Wing Chun Maitong dipelajarinya setelah dirinya menguasai berbagai jurus silat Kontho dan bela diri lain sejak tahun 1990. Namun, karena ingin fokus memperkuat gerakan reflek terhadap serangan, akhirnya dia berinisiatif membuat gerakan sendiri, yakni 10 gerakan Wing Chun Maitong.
“Sepuluh gerakan itu saya ambil dari 70 jurus gerakan yang saya kuasai. Alhamdulillah, setiap malam Rabu, Kamis dan Minggu, ada sekitar 60 anak belajar di sini. Untuk Wing Chun hanya yang tingkatan SLTP hingga dewasa saja, dan semuanya gratis,” tuturnya.
Marbani juga mengatakan, sebelum melakukan latihan, para murid melakukan do’a terlebih dahulu yang dipimpin pelatih. Kemudian, pelatih menyampaikan siraman rohani, terkait etika sesama atau akhlak, lalu dilanjutkan latihan.
“Di sini saya menginginkan para generasi penerus untuk selalu menjaga diri dan juga mempunyai kepribadian yang baik terhadap sesama. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian proses mengisi kegiatan positif untuk anak-anak agar jauh dari pergaulan negatif,” paparnya.
Sedangkan, alat yang digunakan dalam latihan tersebut masih memakai alat seadanya yang dibuat sendiri oleh pelatih. Meskipun dirinya khawatir karena tidak menggunakan alat keamanan yang lengkap, tetapi latihan berjalan dengan kesederhanaan.
“Kalau bisa kita ada pengaman badan dan kepala serta matras saat latihan tanding, supaya terjadinya kemungkinan yang tidak diinginkan semakin kecil,” kata Marbani.
Menanggapi geliat semangat warganya untuk belajar seni bela diri, Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Bojongkantong, Sujadi, mengaku bangga terhadap warganya yang mengajarkan kegiatan positif kepada anak-anak.
“Kami selaku pemerintah kelurahan senang melihat warga begitu aktif, walaupun dilakukan secara mandiri. Memang belum ada anggaran untuk kesenian ataupun budaya lokal yang dianggarkan oleh kelurahan, karena hal itu biasanya langsung dianggarkan oleh Pemkot Banjar, melalui dinas terkait,” kata Sujadi. (Muhafid/Koran HR)